TRISULA WEDHA

Download Artikel

TRISULA WEDHA
Oleh: Yaman Al Bughury

Prabu Jayabaya adalah orang yang pertama kali mempopulerkan istilah Trisula Wedha. Istilah ini disebutkan beberapa kali dalam ramalannya yang terkenal dengan ramalan Jayabaya. Banyak orang yang tidak mempercayai ramalan itu terutama masyarakat di luar pulau Jawa. Sebagian lagi bersikap apatis namun tidak sedikit juga yang meyakini kebenarannya. Sebagian masyarakat Jawa menjadikan ramalan Jayabaya sebagai rujukan dalam mengamati setiap era perubahan zaman.

Ramalan Jayabaya menggunakan bahasa Jawa yang sangat halus. Tata bahasanya sangat indah menyejukkan sukma. Bila membacanya serasa kita terbuai dalam ayunan. Kalimat yang digunakannya seperti bait-bait puisi mengalir lancar seperti air jernih dan bersih dari telaga suci. Bait-baitnya serasa hidup dan mengantar kita menembus lorong waktu ke masa silam ratusan tahun yang lampau. Banyak menggunakan kausa kata dan kalimat-kalimat simbolik, jenaka dan samar-samar sehingga menimbulkan multitafsir bagi pembacanya. Lebih dari semua itu ramalam Jayabaya seperti sebuah wahyu yang musti diterima oleh pembaca secara apa adanya tanpa koreksi ataupun catatan. Sungguh mengagumkan!.

Jayabaya meramalkan akan munculnya seorang dewa berbadan manusia yang bersenjatakan Trisula Wedha. “Dewa” memiliki konotasi pada tataran dimensi dunia gaib sedang “manusia” memiliki dimensi pada tataran dunia nyata. Itu berarti dewa yang diprediksi oleh Jayabaya akan muncul adalah seorang manusia yang hidup dan beraktifitas seperti manusia pada umumnya. Semua aktivitas yang dilakukan orang itu berdimensi ganda yaitu dimensi di dunia gaib dan dimensi di dunia nyata pada waktu yang bersamaan.

Orang itu adalah SATRIO PININGIT. Satrio (seorang ksatria) dan Piningit (yang menyembunyikan diri) memiliki aktivitas di dunia nyata dan gaib. Sifat dan karakter Satrio Piningit di dunia nyata berbeda dengan sifat dan karakter Satrio Piningit di dunia gaib. Sifat dan karakter itu dilakoni seorang diri. Jayabaya secara terang benderang sudah memisahkan mana sifat dan karakternya di dunia nyata dan mana sifat karakternya di dunia gaib. Identifikasi itu sangat jelas di dalam ramalan tersebut.

Dalam ramalannya, Jayabaya menyebut beberapakali kata Trisula Wedha namun hanya sekali saja Jayabaya memberi perincian makna Trisula Wedha yaitu “benar, lurus, jujur”. Oleh karena ramalan Jayabaya ini seperti sebuah wahyu yang suci maka kita semua, termasuk saya pribadi menerima apa adanya sebagaimana yang disajikan bahwa Trisula Wedha adalah benar, lurus, jujur.

Yang mencengangkan kita semua adalah ketika muncul sebuah tulisan di internet yang berjudul “SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL”. Penulis artikel ini tidak mencantumkan namanya. Penulis artikel itu menafsirkan Trisula Wedha sangat jauh berbeda dengan apa yang kita yakini selama ini. Penulis artikel telah menghancurkan leburkan tata nilai dan meluluh lantakkan keyakinan yang selama ini kita bangun dan pelihara secara turun temurun. Dalam artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL hal. 2 penulis artikel itu mengatakan:
“Satrio Piningit telah muncul dengan membawa senjata “Trisula Wedha”. Senjata Trisula atau tiga sila atau tiga dasar adalah laku peran dia sebagai Imam Mahdi, Yesus Kristus dan Nabi Isa. Itulah yang dimaksud dengan Senjata Trisula”.

Artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL telah berhasil mengguncang dunia maya. Sontak para pembaca mulai ribut. Kebanyakan diantara mereka melontarkan fitnah keji, dengan menggunakan kata-kata kasar dan kotor yang ditujukan kepada penulis artikel. Sebagian pembaca memberi komentar sinis bernada menghasut. Yang membuat kita tercengang adalah banyak juga pembaca yang memberi komentar mendukung kebenaran artikel itu. Lebih mengherankan lagi penulis artikel tidak pernah memberi klarifikasi apalagi memberi pencerahan kepada pembacanya.

Artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL diposting pertama kali pada tanggal 2 Juni 2012 dan saya membacanya awal Nopember 2012. Saat pertama kali membaca artikel itu dada saya terasa sesak dan jantung saya berdenyut kencang. Entah saya tegang mungkin juga gugup. Tentu, tidak dengan serta merta saya menerima artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL sebagai sebuah kebenaran. Karena itu saya melakukan kajian secara husus dan mendalam dengan kekuatan logika saya sembari memohon bantuan “energi murni” Yang Maha Kuasa. Energi murni mutlak dibutuhkan mengingat ramalan Jayabaya memiliki nuansa wahyu yang suci dan terjaga. Konsentrasi kajian pada misteri “TRISULA WEDHA”. Hasil kajian saya tulis dengan harapan semoga membawa manfaat yang positif bagi kita semua. Amin.

Makna dan Kegunaannya
TRISULA WEDHA bermakna ganda yaitu sebagai berikut:
1. Sumber kekuatan
Ramalan menamakannya “Senjata” yang dapat dimaknai sebagai sebuah sarana yang digunakan untuk menunjukkan kekuatan sekaligus sebagai alat perlindungan diri.
2. Pedoman hidup di dunia nyata yang diaplikasikan dalam bentuk laku dan perbuatan sehari-hari yang dapat dimanifestasikan sebagai sifat dan karakter yang menyatu dan melekat pada diri seseorang.

Dimensinya
TRISULA WEDHA memiliki dimensi ganda yaitu:
1. Sebagai sumber kekuatan (senjata) dimensinya di dunia gaib sehingga tidak bisa dilihat secara kasat mata dan tidak bisa diketahui.
2. Sebagai pedoman hidup dimensinya di dunia nyata artinya dapat dilihat dan diketahui.

Pemiliknya
Pemilik TRISULA WEDHA ada dua yaitu:
1. Satrio Piningit dalam kedudukannya sebagai pemimpin
2. Individu-individu atau orang perorang yang selama ini diasuh oleh Satrio Piningit (anak asuhnya) jika orang-orang ini bersatu dalam jumlah kecil disebut kelompok. Jika kelompok-kelompok membentuk persatuan disebut komunitas. Jika komunitas bersatu dalam jumlah yang massif disebut rakyat. Jika rakyat bersatu secara keseluruhan tanpa dibatasi oleh sekat-sekat agama dan batasan wilayah negara maka disebut ummat manusia.

I. Penjelasan Trisula Wedha sebagai Senjata
1. SATRIO PININGIT
Artikel mengatakan “SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL” dengan membawa senjata “Trisula Wedha” yaitu laku perbuatan Satrio Piningit sebagai Imam Mahdi, Yesus Kristus dan Nabi Isa. Seharusnya masalah ini tidak perlu diributkan atau dipermasalahkan mengingat senjata yang digunakan Satrio Piningit dimensinya gaib dan peruntukannya tentunya juga gaib. Dan hal ini jauh sebelumnya sudah diramalkan oleh Jayabaya yaitu:
a. Imam Mahdi
Dalam kitab “Musarar Jayabaya” No. 27 disebutkan: “Kemudian kelak akan datang Tanjung Putih Semune Pudak kesungsang. Lahir di bumi Mekah. Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amison, redahlah kesengsaraan di bumi, nahkoda ikut kedalam persidangan”

Tanjung putih semune pudak kesungsang artinya: Raja berhati putih namun masih tersembunyi (Satrio Piningit). Lahir di bumi Mekah, maksudnya Satrio Piningit beragama islam dan menguasai Tauhid murni. Kata lahir di Mekah merujuk pada hadits nabi Muhammad bahwa Imam Mahdi lahir di Mekah dan dari garis keturunan nabi Muhammad.

No. 28 kitab “musarar Jayabaya menyebutkan:
“ Raja keturunan waliyullah. Berkedaton dua di Mekah dan tanah Jawa. Letaknya dekat dengan gunung perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal sedunia.
Maksudnya; Berkedaton di Mekah adalah peran gaib dia sebagai Imam Mahdi. Berkedaton di tanah Jawa adalah Satrio Piningit berdarah Jawa dari garis ibunya. Dicintai pasukannya maksudnya pasukan gaib Imam Mahdi. Memang raja yang terkenal sedunia maksudnya adalah Imam Mahdi sudah terkenal oleh orang-orang islam sedunia.

No. 29 kitab “musarar Jayabaya” menyebutkan:
“Waktu itu ada keadilan, Rakyat pajaknya dinar sebab saya diberi hidangan bunga seruni oleh Ki Ajar. Waktu itu pemerintahan raja baik sekali. Orangnya tampan senyumnya manis sekali”.
Maksudnya Satrio Piningit dalam perannya sebagai Imam Mahdi menetapkan keadilan kepada rakyatnya yang juga adalah masyarakat gaib (mahluk halus, syetan dan jin). Waktu itu pemerintahan raja baik sekali maksudnya semua masyarakat gaib tunduk kepada perintah Imam Mahdi. Orangnya tampan senyumnya manis sekali. Maksudnya Satrio Piningit (Imam Mahdi) tampan sebagai seorang laki-laki yang gagah perkasa dan sangat susah untuk tersenyum. Senyumnya manis sekali maksudnya jika Satrio Piningit (Imam Mahdi) sudah memperlihatkan senyumnya maka pertanda masyarakatnya (mahluk halus, syetan dan jin) sudah tertib mengikuti apa yang dia kehendaki. Jika perintahnya tidak dituruti maka dia akan memperlihatkan kemurkaannya. “Orangnya tampan senyumnya manis sekali dimaksudkan sebagai satu upaya untuk menutupi wajahnya yang geram, keras dan susah memperlihatkan senyumnya. Hal itu lumrah bagi seorang raja yang harus memerintah secara adil. Dia harus ditakuti sekaligus harus dicintai oleh rakyat gaibnya.

Dalam “Bait Terakhir Ramalan Jayabaya”, Laku Peran Satrio Piningit sebagai Imam Mahdi ditulis pada ramalan No. 162 baris 6-7 sebagai berikut:

Sing madhegani putrane Bethara Indra
agegaman trisula weda
Yang memimpin perang adalah putera Bathara Indra
bersenjatakan trisula weda

Dan pada bait No. 163 baris pertama dikatakan:
apeparap pangeraning prang
bergelar pangeran perang

Maksudnya; “putera Bathara Indra, bergelar pangeran perang” adalah identitas Imam Mahdi yang dilakoni oleh Satrio Piningit. Merujuk kepada hadits nabi Muhammad SAW; Imam Mahdi akan memimpin perang menghancurkan segala bentuk-bentuk kebatilan dan kemungkaran.

b. Yesus Kristus dan Nabi Isa
Laku dan peran Satrio Piningit sebagai Yesus Kristus dan Nabi Isa sudah digambarkan dan disampaikan dalam ramalan bait No. 159 baris ke 1-7 sbb:

Selet-selete yen mbesuk ngancik tutupin tahun
sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu
bakal ana dewa ngejawantah
apengawak manungsa
apasurya padha bethara Kresna
awatak Baladewa
agegaman trisula wedha

selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun
didampingi dewa delapan serta membawa perwiranya ratu
akan ada dewa tampil
berbadan manusia
berparas seperti Bathara Kresna
berwatak seperti Baladewa
bersenjata trisula wedha

Maksudnya: “Selambat-lambatnya menjelang tutup tahun” merujuk tanggal 25 desember (sebelum tutup tahun) ummat manusia (nasrani) merayakan perayaan natal yaitu hari lahirnya Yesus Kristus, yang selalu diperingati menjelang tutup tahun. “didampingi dewa delapan serta membawa perwiranya ratu” Kata ratu merujuk pada sosok bunda Maria/Sitti Maryam. “akan ada dewa tampil berbadan manusia” merujuk pada sosok nyata (manusia) Satrio Piningit. “berparas seperti Bathara Kresna. Berwatak seperti Baladewa” merujuk pada peran Satrio Piningit sebagai Yesus Kristus dan Nabi Isa. “Bersenjatakan trisula wedha” merujuk pada persamaan senjata yang dibawa oleh Putera Bathara Indra (Imam Mahdi).

Alqur’an tidak membenarkan rekaan manusia terhadap wajah Yesus Kristus dan Nabi Isa dan membantah watak Yesus Kristus sebagai anak Allah. Alqur’an hanya mengakui Nabi Isa sebagai anak Maryam.

Jauh-jauh hari sebelumnya Jayabaya sudah meramalkan bahwa Satrio Piningit akan melakoni peran dia sebagai Yesus Kristus dan Nabi Isa agar manusia berhenti mempermasalahkannya karena Yesus Kristus dan Nabi Isa adalah menjadi urusan dan rahasia Tuhan. Allah membantah dan mengingkari tuduhan manusia yang mengatakan Allah memiliki anak. Allah tidak memiliki anak. Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Untuk mengahiri fitnah keji manusia terhadap Allah maka Allah menciptakan hambaNya. Seorang laki-laki pemberani (Satrio=Ksatria) untuk menyelesaikan permasalahan pelik ini dengan jalan perang. Satrio dalam laku peran dia sebagai Imam Mahdi mendapat perintah untuk memerangi iblis laknatullah beserta seluruh pasukan dan bala tentaranya. Karena iblis yang menyebabkan manusia bermusuh-musuhan, berselisih pendapat dalam memahami sosok Yesus Kristus dan Nabi Isa. Iblis yang memutarbalikkan fakta dan mengajari manusia agar menuduh Allah memiliki anak yaitu Yesus Kristus. KeMaha Sucian Allah dinodai oleh dusta iblis. Satrio Piningit ditugaskan untuk membersihkan noda itu. Allah menghendaki seluruh manusia tunduk dan mengakui Allah sebagai Tuhan. Tuhan yang sendiri. Tuhan yang tidak memiliki anak. Tuhan yang tidak diperanakkan. Tuhan yang tidak memiliki sekutu atau mitra dalam kedudukan Dia sebagai Tuhan Semesta Alam. Satrio Piningit diperintahkan mempersatukan seluruh agama-agama baik agama langit maupun agama bumi.

Jayabaya dalam ramalan bait No. 164 baris ke 3 dan bait 167 baris ke 9:
mumpuni sakabehing laku
ngerti garise siji-sijining umat
menguasai seluruh ajaran (ngelmu)
mengerti garis hidup setiap umat

Allah memberikan ilmu-Nya kepada Satrio Piningit dalam laku peran dia sebagai Imam Mahdi agar memenangi semua peperangan yang dia hadapi. Ilmu sakti yang Allah berikan kepada Sang Pangeran Perang adalah ilmu yang belum pernah diberikan kepada siapapun sebelumnya.

Jayabaya menyebut dalam ramalan bait No. 162 baris ke 10 sebagai berikut:
sakti mandraguna tanpa aji-aji
sakti mandraguna tanpa azimat
Selain tanpa azimat juga tanpa mantra-mantra tanpa bacaan dan doa-doa. Dialah ksatria (satrio) yang bergelar pangeran perang.

Dari hasil kajian di atas maka dapat disimpulkan bahwa artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL yang menyebut trisula wedha adalah “Imam Mahdi, Yesus Kristus dan Nabi Isa” dapat dibenarkan karena sudah sesuai dengan ramalan Jayabaya.
Sebutan putera Bathara Indra merujuk pada Imam Mahdi. Berparas seperti Bathara Kresna dan berwatak seperti Baladewa merujuk pada Yesus Kristus dan Nabi Isa.

Artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL ditulis oleh Satrio Piningit yang sejati karena sebahagian besar materi tulisannya adalah history penulisnya sendiri. Dapat dibenarkan jika penulisnya tidak menunjukkan identitasnya mengingat pesan-pesan yang disampaikan semuanya berada pada tataran dimensi gaib, bukan untuk kita manusia yang nyata ini. Tapi penulisnya hanya sekedar ingin memberi tahu kita bahwa SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL. Dia berada di sekitar kita.

2. INDIVIDU ATAU ORANG PERORANG
Jayabaya sudah meramalkan keadaan masyarakat Jawa (Indonesia) yang dikuasai nafsu dunia dan nafsu syetan yang menyebabkan kehancuran di segala bidang kehidupan baik perorangan (individu) keluarga di rumah tangga, masyarakat dan pemerintahan. Penggambaran ini dapat dibaca sendiri pada bait 140 sampai dengan 158. Penulis tidak menguraikan karena bukan menjadi pokok kajian.

Dalam ramalan Jayabaya bait 162 baris ke 6 – 10 sebagai berikut:

sing madhegani putrane Bethara Indra
agegaman trisula wedha
momongane padha dadi nayaka perang
perange tanpa bala
sakti mandraguna tanpa aji-aji

yang memimpin adalah putera Bathara Indra
bersenjatakan trisula wedha
para asuhannya menjadi perwira perang
jika berperang tanpa pasukan
sakti mandraguna tanpa azimat

Penjelasannya: Pesan yang disampaikan sangat jelas bahwa Satrio Piningit memiliki anak asuh. Anak asuhnya dianggap sebagai anaknya sendiri sedang anak asuhnya itu menganggap Satrio Piningit adalah bapak sendiri. Tidak ada kekhawatiran sedikitpun akan terjadinya penghianatan selama berlangsungnya perang mengingat hubungan mereka itu layaknya sebagai anak kandung sendiri dengan bapak kandung. Karena itu anak-anak asuhnya semua dijadikan sebagai perwira perang. Satrio Piningit adalah panglima perangnya (pangeran perang). Anak asuhnya juga menjadikan trisula wedha sebagai sumber kekuatannya. Satrio Piningit menurunkan kekuatannya kepada anak asuhnya tanpa diketahui oleh anak asuhnya itu. Medan peperangan adalah medan gaib (tidak diketahui) oleh seluruh ummat manusia.

Bait 166 baris ke 8-9 sebagai berikut:
tan karsa sinuyudan wong sak tanah jawa
nanging inung pilih-pilih sapa
tidak mau dihormati orang setanah jawa
tetapi hanya memilih beberapa saja

Penjelasannya: Dalam kitab musarar Jayabaya No. 28 sudah disebutkan “kedatonnya dua di Mekah dan tanah Jawa”. Posisi Mekah berada di Timur tengah. “Tidak mau dihormati orang setanah jawa tetapi hanya memilih beberapa saja”. Kata beberapa artinya lebih dari satu orang. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tanah jawa terdiri atas Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kemungkinan anak asuhnya satu orang berasal dari Jawa Timur, dan satu orang berasal dari Jawa Tengah. Untuk menarik garis ke posisi kedatonnya di Mekah yang berada pada kelompok negara-negara di Timur Tengah. Jawa Barat patut dikesampingkan karena tidak relevan dengan kitab musarar Jayabaya.

Bait 171 baris ke 9 – 13 sebagai berikut:
ana manungso kaiden ketemu
uga ana jalma sing durung mangsane
aja sirik aja gela
iku dudu wektunira
nganggo simbul ratu tanpa makutha

ada manusia yang bisa bertemu
tapi ada manusia yang belum saatnya
jangan iri dan kecewa
itu bukan waktu anda
memakai lambang ratu tanpa mahkota

Penjelasannya: “ada manusia yang bisa bertemu” maksudnya manusia itu adalah anak asuh Satrio Piningit sendiri. “tapi ada manusia yang belum saatnya” maksudnya adalah orang-orang diluar anak asuhnya saat ini. “jangan iri dan kecewa. Itu bukan waktu anda” maksudnya akan ada juga waktu orang-orang (diluar anak asuhnya) yang dapat bertemu dia. “memakai lambang ratu tanpa mahkota” maksudnya perwira perang Satrio Piningit yang tidak diketahui orang (tanpa mahkota).

Satrio Piningit memiliki beberapa orang anak asuh. Entah berapa orang jumlahnya. Orang-orang (individu-individu) bersatu dalam satu kelompok “persaudaraan”. Mereka semua memiliki derajat yang sama sebagai perwira perang. Mereka memiliki sumber kekuatan/persenjataan yang sama yaitu “trisula wedha” pemberian bapak asuhnya.

Selama masih dalam status perang Satrio Piningit tidak mungkin bisa diketemukan karena dia dikelilingi oleh para perwira-perwira perangnya. Jika perang telah usai dan kemenangan di pihak Satrio Piningit itu berarti kemenangan dipihak orang banyak (rakyat). Saat itulah Satrio Piningit diketahui orang dan tentu saja semua anak asuhnya itu bisa juga kita ketahui.

Dipertegas kembali bahwa perang yang dilakoni oleh Satrio Piningit (pangeran perang / panglima perang) dengan para anak asuhnya (perwira perang) adalah perang di dunia gaib. Kita semua tidak tahu. Hanya mereka saja yang tahu perang macam apa yang mereka alami. Biarlah semua itu menjadi urusan mereka sendiri. Mereka hanya menjalani suratan takdirnya dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Untuk membenarkan bahwa perang itu berlangsung di dunia gaib, maka Jayabaya dengan indah menuliskan ramalannya bait 162 baris ke 9 dan bait 173 baris 1-2 sbb:

perange tanpa bala
Jika berperang tanpa pasukan

nglurung tanpa bala
yen menang tan ngasorake liyan
menyerang tanpa pasukan
bila menang tak menghina orang lain.

Jayabaya sudah meramalkan perang di dunia gaib ini. Jika berperang tanpa pasukan. Menyerang tanpa pasukan maksudnya tidak ada pasukan yang membantunya. Anak asuh Satrio Piningit tidak bisa dikatakan sebagai pasukan karena Jayabaya sudah menempatkan mereka sebagai perwira perang. Artinya perwira perang dan panglima perang satu kesatuan yang menjadi satu sebagai anak dan bapaknya. Mungkin bapak akan berkata pada anaknya “kamu adalah aku tapi aku bukan kamu” maksudnya kamu berperang bersama aku berarti kita satu tapi kamu perwira perang dan aku panglima perangnya”. Tidak akan mungkin terjadi penghianatan di antara mereka. Lawan mereka adalah Iblis Laknatullah. “bila menang tak menghina yang lain”. Siapa yang mau dihina ? Tidak dihina juga memang iblis sudah hina.

Semua manusia mengetahui iblis ada meski tidak dilihat. Manusia juga tahu bahwa iblis menyesatkan manusia dari jalan yang lurus agar menemaninya di neraka. Satrio Piningit menulis artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL tujuannya agar manusia juga tahu bahwa dia sudah ada (muncul) meski tidak dilihat. Dia ditugaskan oleh Tuhan untuk melawan iblis agar manusia berjalan di atas jalan yang lurus. Jalan yang dikehendaki Allah. Apakah ada sesuatu yang salah ? Mungkin saja ada manusia yang tidak suka atau membenci artikel itu tapi bukan berarti artikel itu salah. Manusialah yang tidak faham. Manusialah yang memiliki kesombongan. Manusialah yang salah karena telah melakukan perbuatan yang melampaui batas. Iblis yang berbisik di hati manusia untuk menolak kebenaran artikel itu. Iblis menjadikan manusia sebagai tempat berlindung dari serangan Satrio Piningit. Orang Bali menyebutnya sebagai “perang puputan” yang artinya perang habis-habisan.

II. Penjelasan Trisula Wedha Sebagai Pedoman Hidup
1. SATRIO PININGIT
Pada bait 168 baris ke 4 – 8 sebagai berikut:
mung angan delake trisula
landheping trisula pucuk
gegawe pati utawa utang nyawa
sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan
sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda

hanya berpedoman trisula
ujung trisulanya sangat tajam
membawa maut atau utang nyawa
yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain
yang dikiri kanan menolak pencurian dan kejahatan

Penjelasannya: Dalam wujudnya sebagai manusia nyata Satrio Piningit menjadikan trisula wedha sebagai pedoman dalam menjalani hidup dan kehidupannya sehari-hari. Pedoman hidup trisula wedha terpatri dalam sanubarinya, berurat berakar di jiwanya dan tumbuh subur di dalam darahnya sehingga membentuk karakter utama Satrio Piningit yaitu:
1. Tidak akan merugikan orang lain
2. Tidak akan mencuri
3. Tidak akan berbuat kejahatan
Ketiga karakter utama Satrio Piningit tersebut adalah aturan moral yang dia terapkan sendiri dalam dirinya. Aturan moral yang didasari oleh trisula wedha.Tiga karakter utama itu adalah inti Kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada nabi Musa as. untuk bani Israil akan tetapi bani Israil tidak mematuhinya. Ketiga aturan moral di atas sesuai dengan batasan hukum positif yang berlaku di negara Republik Indonesia. Karena itu, bisa juga dikatakan Satrio Piningit mewakili bani Israil dalam mengimani Taurat (Torah). Andaikan orang Israil menjalankan hukum taurat sebagaimana yang dikehendaki Allah, mungkin saja mereka tidak memperlakukan orang-orang Palestina di luar batas-batas kemanusian.

Ramalan bait 159 baris terakhir sbb:

Utang wirang nyawer wirang
Hutang malu dibayar malu.

Mungkin dapat dimaknai bahwa perlakuan orang-orang Israil, keturunan bani Israil, keturunan Yakub bin Ishak bin Abraham (Ibrahim) membuat malu karena tidak menjalankan kitab taurat yang pernah diberikan kepadanya. Siapakah yang merasa dipermalukan dengan ulah bani Israil yang tidak mau menjalankan hukum-hukum Allah sebagaimana yang terdapat di kitab taurat?.

Ramalan bait 173 baris ke 8-9.
hi ya iku momongane kaki Sabdopalon
sing wis adu wirang nanging kondhang
itulah asuhannya Sabdopalon
yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur.

“itulah asuhannya Sabdopalon” maksudnya Satrio Piningit diasuh (anak asuh) Sabdopalon. “yang sudah menanggung malu” maksudnya Sabdopalon merasa malu dengan ulah bani Israil yang tidak mau mematuhi kitab suci Taurat. “tetapi termahsyur” maksudnya: “Sabdopalon adalah nama lain dari nabi Hidir alaihissalam. Nabi Hidir as sebagaimana kita ketahui sudah termahsyur namanya. Nabi Hidir as adalah guru nabi Musa as. Dia yang mengasuh (membimbing) nabi Musa as. Bani Israil adalah ummat Musa as. Oleh karena bani Israil tidak mematuhi nabi Musa as dengan menjalankan hukum-hukum Taurat maka sebagai guru tentu saja nabi Hidir merasa malu kepada Tuhannya. Nabi Hidir (Sabdopalon) merasa malu dianggap tidak berhasil membimbing nabi Musa as.

Untuk membayar rasa malunya maka Sabdopalon (nabi Hidir as) mengasuh (membimbing) Satrio Piningit agar menaati pedoman “Trisula wedha” yang merupakan inti ajaran Taurat (hukum-hukum Tuhan). Dengan demikian maka Satrio Piningit dapat juga dikatakan telah menggenapkan bani Israil. Yang mendiami negara Israil sekarang ini bukan bani Israil yang dimaksudkan dalam ayat suci Alqur’an.

2. Individu-Individu atau Orang per Orang atau Rakyat
Pada bait 164 baris ke 7 – 9 sebagai berikut:
kinen ambantu manungso jawa padha asesanti trisula wedha
landhepe triniji suci
bener, jejeg, jujur

membantu manusia jawa berpedoman pada trisula wedha
tajamnya tritunggal nan suci
benar, lurus, jujur

Satrio Piningit harus membantu masyarakat jawa (Indonesia) menjadikan trisula wedha sebagai pedoman hidup dalam menjalani hidup dan kehidupannya sehari-hari. Masyarakat Jawa (Indonesia) melakukan tindakan yang salah, perbuatan yang menyimpang dan banyak berdusta. Semua itu disebabkan karena pengaruh Iblis.

Kuatnya pengaruh iblis terhadap manusia Jawa (Indonesia) sudah diramalkan oleh Jayabaya sebagaimana bait 118 (bahasa Jawa dan artinya) sbb:

rawa dadi bera = rawa menjadi rata
iblis anjalma manungsa = iblis menyerupai manusia
iblis mendhilis = iblis merajalela
manungsa sara = manusia sengsara
jaran doyan sambel = kuda suka makan sambel
kreta arodha papat setugel = kereta roda empat menjadi separuh (setengah)
wong bener thenger-thenger = orang benar tidak bisa berbuat apa-apa
bejane sing lali = untungnya yang lupa
bejane sing eling = untungnya yang ingat
nanging isih beja sing waspadha = tetapi masih beruntung yang waspada

Penjelasan maknanya :

• “Rawa menjadi rata” dapat dimaknai sebagai: banyaknya manusia sehingga rawa/sawah menjadi rata karena ditimbun kemudian diratakan untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal (rumah). Pengusaha property / developer / pengembang perumahan berlomba-lomba membangun rumah akan tetapi kebutuhan rumah tidak pernah cukup. Penduduk Indonesia sekarang berjumlah 230 juta jiwa menempati urutan ke- 4 dunia tingkat kepadatan penduduknya. Dalam 5-6 tahun ke depan mungkin sudah bisa menembus angka seperempat milyard manusia.
• “Iblis menyerupai manusia. Iblis merajalela. Manusia sengsara”. Maknanya dapat dijelaskan sebagai sebuah keadaan dimana manusia sudah melakoni sifat-sifat iblis secara sadar. Banyaknya manusia yang hilir mudik, penuh kesibukan tanpa mengenal waktu, dianggap sebagai merajalelanya iblis. Manusia sengsara; manusia berlomba-lomba mengejar dunia dengan penuh nafsu meski ahirnya hanya fatamorgana karena apa yang didapatkan tidak membuat manusia merasa tenang dan bahagia. Manusia selalu resah dan gelisah sendiri, susah tidur karena iblis selalu berbisik, iblis selalu memupuk rasa khawatir dan sakwasangka buruk di dada manusia. Akal, logika berfikir manusia sengaja ditutup agar iblis mudah menguasai manusia dan menjalankan secara sadar apapun yang diajarkan dan dikehendaki iblis. Iblis menyerupai manusia sudah diramalkan oleh Jayabaya. Keadaan tersebut digambarkan sebagaimana ramalannya baris ke 12-37 sbb:

Akeh janji ora ditetepi = banyak janji tidak ditepati
keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe = banyak orang berani melanggar sumpah sendiri
Manungsa padha seneng nyalah = orang-orang saling lempar kesalahan
Ora ngendahake hukum Hyang Widhi = tak peduli akan hukum Hyang Widhi
Barang jahat diangkat-angkat = yang jahat dijunjung-junjung
Barang suci dibenci = yang suci (justru) dibenci
Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit = banyak orang hanya mementingkan uang
Lali kamanungsan = lupa jati kemanusiaan
Lali kabecikan = lupa hikmah kebaikan
Lali sanak lali kadang = lupa sanak lupa saudara
Akeh bapa lali anak = banyak ayah lupa anak
Akeh anak wani nglawan ibu = banyak anak berani melawan ibu
Nantang bapa = menantang ayah
Sedulur padha cidra = saudara dan saudara saling khianat
Kulawarga padha curiga = keluarga saling curiga
Kanca dadi mungsuh = kawan menjadi lawan
Akeh manungsa lali asale = banyak orang lupa asal-usul
Ukuman Ratu ora adil = hukuman raja tidak adil
Akeh pangkat sing jahat lan ganjil = banyak pejabat jahat dan ganjil
Akeh kelakuan sing ganjil = banyak ulah-tabiat ganjil
Wong apik-apik padha kapencil = orang yang baik justru tersisih
Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin = banyak orang kerja halal justru merasa malu
Luwih utama ngapusi = lebih mengutamakan menipu
Wegah nyambut gawe = malas untuk bekerja
Kepingin urip mewah = inginnya hidup mewah
Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka = melepas nafsu angkara murka, memupuk  durhaka
 

• “Kuda makan sambel. Kereta roda empat menjadi separuh / setengah”. Maknanya dapat diuraikan: kuda makan sambel dapat dimaknai sebagai kendaraan mobil yang membutuhkan (makan) bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dan solar. Kereta roda empat menjadi separuh / setengah dapat dimaknai sebagai sepeda motor yang juga digambarkan sebagai “kuda makan sambel” karena bagaimanapun motor juga membutuhkan BBM (sambel).

Sekarang ini banyak sekali mobil dan motor. Jalan-jalan yang dulunya lengang sekarang sudah dipadati oleh kendaraan mobil dan motor. Terjadi kemacetan panjang dimana-mana. Mobil dan motor adalah sarana manusia berkendara untuk menunjang aktivitas mereka. Mobil dan motor dijadikan sebagai tolok ukur untuk menilai status sosial seseorang.
• “Orang benar tidak bisa berbuat apa-apa”. Orang benar dapat dimaknai sebagai orang-orang ahli agama (ustadz, kiyai, ulama, pendeta, pastor, biksu, suhu dsb termasuk orang yang berbudi). Mereka tidak bisa berbuat apa-apa melihat kondisi masyarakat yang tidak jelas arahnya. Keadaan ini sudah dijabarkan oleh Jayabaya sebagaimana ramalannya baris ke 175-184.

akeh wong mendem donga = banyak orang mabuk doa
kana-kene rebutan unggul = dimana-mana berebut menang
angkara murka ngombro-ombro = angkara murka menjadi-jadi
agama ditantang = agama ditantang
akeh wong angkara murka = banyak orang angkara murka
nggedhekake duraka = membesar-besarkan durhaka
ukum agama dilanggar = hukum agama dilanggar
prikamanungsan di-iles-iles = prikemanusiaan diinjak-injak
kasusilan ditinggal = tata susila diabaikan
akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi = banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.

• “Untungnya yang lupa. Untungnya yang ingat”. Dapat dimaknai sebagai satu bentuk keadaan / kondisi psikologi masyarakat dalam mencari kebenaran karena orang-orang “benar” sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tidak lagi didengar oleh rakyat. Tidak ada lagi tokoh atau orang “benar” baik tokoh masyarakat maupun pejabat pemerintah yang bisa didengar perkataanya apalagi untuk dipanuti / ditaati. Orang yang lupa adalah orang-orang yang memaksakan kehendaknya dengan jalan “demonstrasi”. Jayabaya menuliskannya pada baris ke 149-156 sbb:

Angkara murka saya ndadi = angkara murka semakin menjadi
Kana-kene saya bingung = di sana-sini makin bingung
Pedagang akeh alangane = pedagang banyak rintangan
Akeh buruh nantang juragan = banyak buruh melawan majikan
Juragan dadi umpan = majikan menjadi umpan
Sing suwarane seru oleh pengaruh = yang bersuara tinggi mendapat pengaruh
Wong pinter diingar-ingar = si pandai direcoki
Wong ala diuja = si jahat dimanjakan

“Banyak buruh melawan majikan” maknanya demonstrasi-demonstrasi buruh yang marak sekarang ini menuntut upah tinggi, jaminan sosial, jaminan hidup dsb. “Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh” maknanya para pendemo-pendemo yang bergerak dalam jumlah banyak. “si jahat dimanjakan” maknanya semua keinginan para pendemo akan dipenuhi oleh pemerintah. Para pendemo disebut sebagai si jahat, karena mereka melakukan demonstrasi dengan penuh nafsu amarah, arogan, memaksa dan tidak mau menghiraukan kepentingan masyarakat lain dengan cara menutup dan menguasai jalan. “Untungnya yang ingat” dapat dimaknai sebagai orang-orang yang tidak terlibat atau melibatkan diri dalam demonstrasi-demonstrasi apapun untuk menyampaikan tuntutannya. Jika tidak ada tuntutan berarti tidak melarutkan diri dalam satu permasalahan apapun.

• “tetapi masih beruntung yang waspada” dapat dimaknai sebagai keadaan orang-orang yang mewaspadai tanda-tanda kemungkinan-kemungkinan munculnya kebenaran ramalan Jayabaya.
“KEWASPADAAN” merupakan sikap yang bijaksana dan cerdas dalam menentukan posisi kita di tengah-tengah kondisi masyarakat yang cenderung mengedepankan ego dan nafsu belaka. Dengan bersikap “waspada” kita akan dapat membaca tanda-tanda zaman, mengamati tingkah laku manusia yang menyimpang dari nilai-nilai kebenaran dan kemanusiaan. Dengan bersikap “waspada” kita dapat merenungkan bahwa ajaran agama bukan lagi sebuah solusi yang tepat untuk menjawab keadaan masyarakat yang penuh dengan kebathilan. Dengan bersikap “waspada” kita dapat memikirkan dengan akal fikiran dan logika bahwa di saat-saat seperti inilah “trisula wedha” bisa dianggap sebagai satu-satunya alternatif untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Trisula wedha adalah inti dari ajaran semua agama yang selalu mengajarkan “kebaikan” kepada penganutnya.
“WASPADA” termasuk sikap kita untuk mewaspadai artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL. Memang, artikel itu tidak mengatakan bagaimana Satrio Piningit mempersatukan ummat manusia untuk tunduk kepada satu Tuhan karena tugas kitalah untuk menyimpulkan sendiri dengan melakukan kajian sebelum menolak kebenarannya. Hanya dengan sikap waspada dan kehati-hatian saja kita dapat menemukan setitik cahaya kebenaran di tengah keadaan yang gelap gulita.

Pedoman hidup trisula wedha mulai diterapkan Satrio Piningit secara ketat dan disiplin di kalangan anak asuhnya. Bagi yang tidak menaati pedoman hidup trisula wedha ini (benar, lurus, jujur) akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Dari anak asuhnya kelak trisula wedha akan berkembang secara massif dijadikan pedoman hidup oleh masyarakat Jawa (Indonesia) dan ummat manusia pada umumnya. Semua ini bisa tercapai manakala Satrio Piningit sudah berhasil memenangi perang melawan musuhnya yaitu iblis Laknatullah oleh karena iblis yang menjadi penghalang utama dijadikannya trisula wedha tersebut sebagai pedoman hidup manusia.

Jika anda berfikir benar, berkata benar, melakukan perbuatan yang benar dan berfikir jujur, berkata jujur dan melakukan perbuatan yang jujur maka anda sudah berada di jalan yang lurus.

Dalam artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL disebutkan bahwa Satrio Piningit tidak menjalankan syiar islam, Satrio Piningit tidak berpihak ke agama apapun. Satrio Piningit akan mempersatukan seluruh ummat manusia untuk tunduk pada satu Tuhan, mengikuti nabi Ibrahim, seorang yang hanif. Untuk menjadi hanif patrikan di dalam sanubari “tritunggal nan suci” yaitu “benar, lurus, jujur”. Biarkan “tritunggal nan suci” berurat-berakar di jiwamu. Biarkan “tritunggal nan suci” tumbuh subur di darahmu. Tajamnya “tritunggal nan suci” akan menerangi jalanmu dan menyelamatkan manusia dalam meniti jalan yang lurus. Titian sirathol mustaqim.

Pedoman hidup trisula wedha (benar, lurus, jujur) adalah inti ajaran alqur’an. Benar, lurus, jujur sesungguhnya tiga akan tetapi satu “tritunggal nan suci” yaitu “Jalan yang lurus (siratal mustaqim)” atau “tauhid murni” kepada Allah. Oleh karena ramalan Jayabaya (trisula wedha) relevan dengan inti ajaran alqur’an maka kami mengatakannya sebagai “wahyu suci yang terjaga”.

Demikianlah kajian ini kami tuliskan semoga bisa mencerahkan dan membuka cakrawala berfikir kita semua terutama kepada para ksatria pencari kebenaran.

Ditulis pada tanggal 12-12-2012.

BENAR LURUS JUJUR. 2

29 thoughts on “TRISULA WEDHA

  1. “SELAMAT DATANG” …. Artikel ‘TRISULA WEDHA’ ….. Tulisan Bapak M.Yaman Al Buqhury. Sungguh Indah Mempesona menawan Qolbu hingga menggugah PIKIRAN JERNIH manusia berbudi Luhur ! Bak Putri KLENTING KUNING…!!! Didalam Legenda kisah ceritax dia disia-siakan oleh Ibu serta saudara2 perempuannya ? … Walhasil dia mampu mempesona Pangeran Tampan Tuk menjadi PERMAISURINYA.

    kami sbg Admin Blog SPTM ini, mengucapkan Terima kasih atas segala jerih payah bpk M Yaman Al Bughury yang tentunya telah berhari-hari tapabrata merenungkan serta mengheningkan Cipta ! hingga berbuah karya Indah menyentuh sanubari setiap Individu yang merindukan sosok PEMIMPIN yang bertanggung Jawab LAHIR dan BATIN serta membawa keselamatan juga kebahagiaan DUNIA hingga sampai nanti di AKHIRAT. “AMIN….AMIN….AMIN”.

    Admin menyarankan agar kepada para pengunjung Blog SPTM ini, pabila ingin membaca tuk mempelajari scr cermat Artikel TRISULA WEDHA ini ? sebaiknya di Print Out dulu…. lalu dibaca pelan-pelan sambil minum minuman yang menyehatkan badan menguatkan mata ? serta merenungkan arti kupasan satu demi satu dari makna kata dan bait demi bait yang Nuansanya persis seperti Air Pegunungan yang turun mengalir pelan-pelan terasa bermanfaat tentunya bagi yang memerlukannya. Kami sbg Admin juga sangat menantikan para pengunjung lainnya ! tuk juga menuangkan karya Tulis hasil perenungan serta cipta karya Buah Pikir Yang SEHAT nan ALAMI didalam Blog SPTM yang Terhormat ini. Terima-Kasih selamat Membaca semoga bermanfaat. Wass.

  2. BENAR, LURUS, JUJUR itu adalah “password”.
    tidak usah muluk-muluk bicara keadilan jika password belum bisa kita aktualisasikan dalam aktifitas dan rutinitas kita masing2.

  3. bersyukurlah para pengunjung blog ini, dan semestinya berterimakasih kepada Yaman Al Bughury sebagai penulis Trisula Wedha, yang mau dan mampu menyajikan suatu bacaan yang baik ini.

    • Alhamdulillah. Terima kasih atas sambutan dan penerimaan Ami terhadap artikel Trisula Weda. Artikel itu saya tulis karena saya pernah berjanji kepada pembaca / pengunjung blog terhormat ini. Semua yang sudah diperjanjikan wajib ditunaikan. Wassalam.

  4. Puji Syukur Alhamdulillah Artikel Tulisan TRISULA WEDHA karya tulis Yang TERANG ! buah tangan jemari lentik lembut, nan indah dari seorang Pengusaha Besar Yang Mulia Bapak H.M. Yaman Al Bughury, telah bertengger di Blog yang Terhormat ini. Dalam kesempatan yang indah ini, izinkanlah saya SI PASUT bermohon kepada Yang Mulia bpk Yaman Al Bulghury, Untuk sudi kiranya dapat memberikan penjelasan yang lebih detail lagi Transparan kalimat KAUTAMAN “TRISULA WEDHA” Swara Sinuhun (Sabdo Palon dan Noyogenggong) sbb:

    MENANGI JAMAN REBUTAN ROJOBRONO, AKEH WONG KANG PODO KALIMPUT, MELU-MELU TUMINDAK NISTO. ORA ELING YEN SEJATINING URIP ING DONYO IKU ORA NGUPOYO ROJOBRONO BAE ? NANGING UGO MANGESTI KAMULYAN ING TEMBE. URIP ING SATENGAHING GODHO RENCONO, NANGING TETEP TUMINDAK UTOMO. PRESASAT TOPO ING SATENGAHING COBO, SOPO KANG SANTOSO ORA BAKAL TUMINDAK SASAR. MULO TANSAH NGUGEMONO SEBUTING PITUTUR: “SABEGJO-BEGJONE KANG LALI NGANTI KELU PENGGAWE SASAR, ISIH BEGJO KANG PANGGAH ELING LAN WASPODO, TETEP ING PENGGAWE UTOMO.

    ‘dalam bahasa indonesia artinya lebih kurang sbb:
    MENDAPATI JAMAN/ERA BEREBUTAN HARTA BENDA ! BANYAK ORANG YANG TERTIPU, (FATAMORGANA) IKUT-IKUTAN BERBUAT KELIRU ? TIDAK INGAT BAHWA SESUNGGUHNYA HIDUP DIDUNIA INI, TIDAK HANYA BERUSAHA UNTUK MENUMPUK HARTA BENDA SAJA ! TETAPI HARUS MERENCANAKAN dan BERBUAT KEMULIAAN UNTUK HIDUP DI MASA YANG AKAN DATANG. HIDUP DALAM KEBIMBANGAN KARENA BANYAKNYA RENCANA/ANGAN-ANGAN. TETAPI TETAP BERJALAN DALAM KORIDOR JALAN UTAMA. SEPERTI BERTAPA YANG PENUH HALANGAN/COBAAN. SIAPA YANG KUAT DAN TEGUH IMANNYA ? TIDAK AKAN BERBUAT YANG SALAH/TERSESAT. MAKA DARI ITU SELALU BAWALAH KALIMAT NASEHAT: “SEUNTUNG-UNTUNGNYA YANG LUPA, SAMPAI BERBUAT SESUATU YANG SALAH ! MASIH BERUNTUNG YANG TETAP INGAT/SADAR DAN WASPADA, MENETAPI PEKERJAAN YANG UTAMA/LURUS.

    Apa yang tertulis kesemuanya ini, sangat relevan dengan tulisan yang telah digambarkan dgn indah oleh bapak Yaman Al Bughury. tetapi rasanya belum Puas ! jika belum diparipurnakan oleh Yang Mulia bapak Yaman Al Bughury. atas berkenannya dlm hal ini, SI PASUT mengucapkan Terima Kasih Semoga ALLAH SWT, TUHAN YME senantiasa memberikan petunjuknya kepada kita semua, dan khususnya para pengunjung blog yang terhormat ini. AMIN. Wass.

    • Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan SI PASUT kepada saya.
      Swara Sinuhun (Sabopalon dan Nayo Genggong) tentang “KAUTAMAAN TRISULA WEDHA” dapat kami uraikan maknanya sbb:

      “mendapati jaman berebutan harta
      Banyak orang tertipu
      Ikut-ikutan berbuat keliru
      Tidak ingat bahwa sesungguhnya hidup di dunia ini
      Tidak hanya berusaha memupuk harta benda saja tetapi harus merencanakan dan berbuat kemuliaan untuk hidup di masa yang akan datang”.

      Penjelasannya”
      Jaman yang dimaksud adalah “era reformasi” terhitung sejak pemerintahan B.J. Habibie sampai saat ini dan selanjutnya. Sebelum era reformasi, korupsi dilakukan secara diam-diam dan tertutup, jumlahnya kecil-kecilan dan pelakunya hanya sedikit (orang-orang tertentu saja) tapi setelah masuk era reformasi kita mendapati jaman “berebutan harta benda”. Semua orang mencari kesempatan untuk mencuri. Korupsi merajalela di semua bidang baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Jayabaya menyebut era reformasi ini sbb:

      Pancen wolak-waliking jaman
      amenangi jaman edan
      ora edan ora kumanan
      sungguh zaman gila
      tidak ikut gila tidak dapat bagian.

      Bisa dibayangkan kegilaan zaman ini dan kekeliruan yang diperbuat jika hakim yang seharusnya menghakimi koruptor tapi ikut korupsi. Hakim yang biasanya memutuskan seseorang masuk penjara malah si hakim ikut dipenjara. Jaksa yang biasa menuntut orang karena korupsi malah ikut dituntut karena ikut kebagian hasil korupsi. Polisi yang tugasnya menyidik dan mengamankan malah disidik dan diamankan karena ditakutkan melarikan diri atau menghilangkan barang bukti perbuatan korupsinya. Lurah, camat, bupati, walikota, gubernur, menteri, anggota DPRD, anggota DPR, dan lainsebagainya semua ikut-ikutan berbuat keliru sampai-sampai penggandaan atau pencetakan Alquran ikut juga dikorupsi ramai-ramai.

      “sesungguhnya hidup di dunia ini tidak hanya berusaha menumpuk harta benda saja tetapi harus merencanakan dan berbuat kemuliaan untuk hidup di masa yang akan datang”.

      Hidup yang direncanakan adalah hidup yang berkeseimbangan. Semuanya terukur dan terpola. Tidak boleh ada yang berlebih-lebihan dan melampaui batas-batas kepatutan. Dengan cara hidup seperti itu kita akan dapat berbuat “kemuliaan” untuk hidup di masa yang akan datang.

      Berbuat kemuliaan hanya dapat terjadi apabila menjalani hidup dengan berpedoman Trisula Weda (benar, lurus, jujur). Jika kemuliaan sudah didapatkan maka “ketenangan jiwa” dengan sendirinya akan tercapai. Ketenangan jiwa (nafsu mutmainnah) adalah bekal untuk hidup di masa yang akan datang maksudnya di kehidupan ahirat.

      “Hidup dalam kebimbangan karena banyaknya rencana atau angan-angan
      Tetapi tetaplah berjalan di jalan utama”

      Penjelasannya:
      Manusia memiliki naluri dan sifat dasar yang suka bimbang dan ragu dalam menjalani hidup dan sangat takut akan kehabisan harta benda. Manusia juga banyak rencana atau angan-angan . Untuk mewujudkan rencana dan angan-angannya manusia mau saja melakukan apa saja termasuk melakukan korupsi yang penting rencana atau angan-angannya bisa terpenuhi. Sapdopalon menasehati kita “tetaplah berjalan di jalan utama”. Artinya jangan bimbang, karena kebimbangan itu disebabkan oleh banyaknya rencana dan angan-angan. Apapun yang terjadi tetaplah “ di jalan utama” dengan menjalani hidup yang benar, lurus, dan jujur. Apapun yang terjadi jangan mau tergoda agar kamu tidak berbuat salah dan tersesat. Sabdopalon memberi isyarat “seperti bertapa yang penuh halangan atau cobaan. Siapa yang kuat dan teguh imannya. Tidak akan berbuat yang salah atau tersesat”. Semua pertapa akan mendapat godaan. Semua pertapa akan tersesat. Hanya satu pertapa yang berhasil berjalan di jalan utama yaitu Budha Sidarta Gautama.

      “maka dari itu selalu bawalah kalimat nasehat seuntung-untungnya yang lupa, sampai berbuat sesuatu yang salah masih beruntung yang tetap ingat dan waspada menetapi pekerjaan yang utama”.

      Sabdopalon “mengunci” nasehatnya bahwa orang yang paling “beruntung” bila dia tetap berada di jalan utama dalam melaksanakan pekerjaan atau profesinya. Untuk tetap berada di jalan utama harus selalu ingat Trisula Weda (benar, lurus, dan jujur) dengan mengingat membuat kita selalu waspada dan berhati-hati. Pesan Sabdopalon relevan dengan pesan nabi Muhammad SAW bahwa jembatan siratal mustaqim atau jalan lurus itu (trisula weda) sangat halus bagaikan sehelai rambut yang dibelah tujuh. Musti dilalui secara hati-hati dan penuh kewaspadaan.
      Demikian penjelasan saya, mudah-mudahan membawa manfaat buat SI PASUT dan kita semua. Wassalam.

  5. Saya sudah membaca artikel Trisula Wedha yang ditulis oleh Yaman al Bughury. Artikel itu memenuhi syarat untuk disebut sebagai tulisan ilmiah. Al Bughury melakukan kajian dengan menggunakan pendekatan ilmu sosiologi, anthropologi, dan filologi. Makna-makna yang terkandung dalam ramalan Jayabaya tidak bisa diungkapkan bila tidak menyatukan ketiga disiplin ilmu tersebut. Boleh dikatakan artikel Trisula Wedha memiliki nilai ilmiah plus karena penulis / penelitinya sangat menguasai ilmu mantiq dan ilmu metafisika yang cukup tinggi.

    Al Bughury menulis artikel Trisula Wedha untuk menengahi ketegangan yang memanas berkaitan dengan adanya artikel misterius di internet yang berjudul SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL. Penulis artikel itu tidak diketahui karena penulis tidak mencantumkan namanya. Artikel menyebut Trisula Wedha adalah laku peran / peran Satrio Piningit sebagai Imam Mahdi, Yesus Kristus, dan Nabi Isa. Dalam kajiannya Al Bughury mengatakan artikel SATRIO PININGIT TELAH MUNCUL sudah benar karena sudah relevan dengan ramalan Jayabaya yang selama ini dijakdikan rujukan untuk mengidentifikasi Satrio Piningit. Jayabaya menyebut Imam Mahdi sebagai “Putera Batara Indra, bergelar Pangeran Perang” sedangkan Yesus Kristus dan Nabi Isa disebut “Berparas seperti Batara Kresna berwatak seperti Baladewa”. Bunda Maria (Siti Maryam) disebut oleh Jayabaya sebagai “ratu”. Al Bughury menuliskan bahwa Trisula Wedha bukan hanya senjata milik Satrio Piningit tapi juga senjata itu dimiliki oleh rakyat. Selain sebagai senjata, menurut Al Bughury, Trisula Wedha juga adalah pedoman hidup.

    Dalam menjawab komentar-komentar pembaca, Al Bughury sering menyebut dirinya sebagai anak pengembara. Anak dari seorang ayah yang bekerja sebagai penjual obat keliling madu Arab supaya sehat, kuat, dan cerdas. Mungkin saja dari pengembaraan di masa kecilnya Al Bughury banyak berinteraksi dan berdiskusi dengan tetua-tetua kita yang tinggal di kampung-kampung di tepi-tepi perkampungan orang Jawa sebelum Indonesia merdeka.

    Sebagai orang Jawa saya harus mengakui pengetahuan Al Bughury sangat luas dan sangat mendalam terhadap ramalan Jayabaya. Dan sebagai seorang muslim yang selalu berpedoman kepada Alquran, saya mengidentifikasi bahwa sosok Yaman Al Bughury adalah seorang hamba Allah yang telah diberi Al hikmah. Dalam alquran surah al baqarah ayat 269:

    “Allah menganugerahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Alquran dan Assunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi Al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

    Adalah sebuah keberuntungan yang besar bagi kita semua, para pembaca/pengunjung setia blog terhormat ini karena Yang Mulia Yaman Al Bughury pernah melontarkan pernyataan akan mengawal blog terhormat ini. Pernyataan itu merupakan jaminan buat kita bahwa blog terhormat ini tidak akan keluar dari format jalan yang benar, jalan yang lurus, jalan yang diridhoi Allah SWT. Tentu Yang Mulia Yaman Al Bughury tidak segan-segan membunyikan sempritannya bila ada orang-orang yang masuk di blog terhormat ini kemudian menebar aroma busuk kemusyrikan atau melakukan infiltrasi ide-ide sesat yang menyesatkan dengan segala bentuk-bentuk pemikiran atau faham-faham yang terindikasi menyimpang dari “tauhid murni”.

    Jakarta, 20-12-2012
    Cahyo Nayaswara

  6. Assalamualaikum wr.wb
    Salam kenal, saya berterimakasih kepada pengelola blog ini dan semuanya yang telibat.
    Alhamdulillah.
    Wabilahitaufikwalhidayah Wasalamualaikum Warohmatuallahiwabarokatuh.

  7. waalaikum salam… kami dengan senang hati menyambut pengunjung yang santun dan ber etika yang baik. selamat datang di blog yang baik ini, semoga bermanfaat.

  8. Terima Kasih TUHAN kami, hamba Haturkan kehadiratmu, Betapa Maha Mendengarnya ENGKAU Ya ALLAH lagi Maha Mengetahui apa yang sedang dinantikan Jawaban Sejati. Jawaban serta Uraian Penuturan Yang sangat Jelas Lagi Lugas dari seorang Hambamu Yang Amat Sangat Cerdas Ya ALLAH. Yang Mulia bpk H.M. Yaman Al Bughury Telah menjawab dgn JELAS dan TERANG tentang KEUTAMAAN hidup di dunia ini, Melalui Media Forum Diskusi TRISULA WEDHA ini. Sungguh Amat sangat Pantas beliau Menyandang Predikat Yang Mulia sbgmn yang telah diurakan oleh Mas CAHYO NAYASWARA. Semoga alasan Kejujuran yg Telah SI PASUT sampaikan ini, berkenan pula di sanubari para Pengunjung Blog yang Terhormat ini. Sungguh tiada Maksud kami Tuk menkultuskan bpk Yaman Al Bughury ? Penghargaan ini semata-mata adlh Kejujuran hamba ALLAH dlm menilai Taufik Hidayah ALLAH yang telah diterima oleh Beliau. Kamipun Mohon Ma’af jika penyampaian kami inipun kurang berkenan di hati Yang Mulia bpk H.M. Yaman Al Bughury. Wass (si pasut sungai Mahakam)

  9. Assalamu’alaikum…

    Mohon izin menambahkan..

    Bukankan ketiga ujung senjata TRISULAWEDA membentuk tulisan/lafadz ALLAH (dalam bahasa Arab), walaupun tanpa huruf alif di awal dan huruf ha di akhir, tetapi cukup mewakili simbol lafadz Allah..

    Kalau analisa ini benar (tanpa mengenyampingkan tafsiran yg lain), paling tidak ALLAH lah yang menjadi senjata utama Satria Piningit / Imam Mahdi dalam setiap langkahnya…

    Mohon dikoreksi..

    Wassalamu’alaikum…

    • Kidung Malam yang baik hati dan pandai. Kidung Malam menganalisis ketiga ujung Trisula Wedha membentuk lafadz Allah (huruf LAM meski tanpa huruf alif di depannya dan huruf ha di belakangnya). Dengan analisa itu Kidung Malam berkesimpulan Allah menjadi senjata utama Satrio Piningit/ Imam Mahdi dalam setiap langkahnya. Trisula Wedha adalah senjata yang tidak berbentuk. Karena tidak berbentuk maka tidak tepat mengkajinya menggunakan pendekatan analisa bentuk. Senjata yang memiliki bentuk seperti yang Kidung Malam maksudkan namanya adalah TRISULA ( tidak ada kata Wedha di belakangnya). Senjata seperti itu biasa digunakan oleh pendekar silat bukan Satrio Piningit/ Imam Mahdi. Allah mencakupi segala hal dan semua hal. Ambillah contoh yang paling sederhana tangan kanan Kidung Malam. Rapatkanlah jari-jemari anda. Telapak tangan anda menghadap ke bawah. Pandanglah baik-baik. Gunakanlah analisa bentuk maka anda akan mendapatkan lafadz ALLAH secara sempurna (dengan alif di depan dan ha di belakang). Makanya nabi Muhammad mengajarkan ummatnya bila makan gunakanlah tangan kanan dan gunakanlah tangan kirimu untuk membersihkan. Nabi tidak perlu menjelaskan soal lafadz Allah tersebut karena beliau tidak ditugaskan untuk hal seperti itu. Tugas itu adalah tugas Kidung Malam, dan kita semua. Ada juga pembaca yang suka dengan analisis bentuk. Namanya Abdullah. Dia katakan Trisula Wedha itu adalah angka “triple one” (111) atau angka tiga romawi kemudian dia menyimpulkan seenaknya sendiri. Saya tidak mau menjawabnya karena orang itu sok pintar (sombong) padahal jawabannya sangat sederhana. Kata “atau” sudah cukup untuk mementahkan dalilnya. Sungguh Kidung Malam, saya berbicara jujur kepada kamu, Abdullah itu seorang PENDUSTA. Saya paling tidak suka dengan pendusta karena pendusta itu adalah anti kristus. Biarin aja Abdullah sekarang dikejar-kejar sama Mas Dzikrul, Ami dan Gareng. Orang pertama yang meminta kepada Admin agar Abdullah dikeluarkan adalah Petrus. Luar biasa beliau ini. Mas Cahyo masih bijak dengan memberi Abdullah kesempatan yang terakhir. Saya juga amati sepertinya Abdullah menjadikan Allah sebagai tameng untuk berlindung dari kejaran orang-orang. Dasar pendusta ! Ada-ada saja akal bulusnya supaya pelariannya mulus. Janganlah jadikan Allah sebagai tameng karena Allah itu mencakupi segala hal dan semua hal. Sampai kapanpun manusia tidak akan mampu menulisnya meski semua air di samudera dijadikan tinta dan semua daun-daun dijadikan kertas, itupun belum cukup buat kita untuk menuliskannya. Kita di blog ini hanya sebatas mengkaji hal-hal yang prinsip-prinsip saja. Rujukan utama kita adalah alquran.

      Pada ahirnya saya ucapkan selamat datang dan selamat bergabung di blog terhormat ini. Semoga Tuhan memberkati kita semua.
      Amin. Wassalam.

      • Terima kasih rekan Muhammad Yaman Al Bughury atas koreksinya dan ucapan selamat datang anda. Benar koreksi anda, tekanan saya memang di senjata TRISULA secara fisik, bukan TRISULAWEDA dalam arti kiasan. Perlambang memang cenderung ditafsirkan beraneka ragam, sesuai kapasitas, bidang keilmuan, dan tingkat spiritual tiap individu. Allahu a’lam…

        Benar juga pertanyaan anda, bahwa sudah sepantasnya Allah mampu kita hadirkan dalam segenap hidup dan kehidupan kita..

        Adapun Satria Piningit sendiri, seperti yg bnyak dikupas…, menurut saya bahwa dia adalah BENANG MERAH dari semua kitab2 suci dan manuskrip2 kuno…

        Semoga beliau benar-benar mampu (atas izin dan kuasanya-NYA) memikul beban berat untuk menaungi seluruh ummat manusia. Demi kesejahteraan, keadilan, dan kedamaian. Yang berujung ridhonya Tuhan, para penghuni langit, alam, dan bumi seisinya… Menuju gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo, baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafuur…

        SP-SP kecil sudah mulai bermunculan…, termasuk semua kita yg berniat menebar kebaikan.., hingga akan tiba waktu itu…, dan semua bergulir atas kuasa-NYA…

        Amiin….

  10. WAHAI SAUDARA2KU SEMUA!!!, BERSATULAH KITA SEMUA DALAM TANGAN TUHAN,!!! SANG PENGGEMBALA KITA SUDAH HADIR !!! YANG MAHA MULIA SUDAH ADA DITENGAH2 KITA SEMUA !!! HALELUYAH, HALELUYAH, HALELUYAH.
    HARI SELASA, TANGGAL 25-12-2012 KITA SEMUA PERINGATI SEBAGAI HARI KELAHIRAN BELIAU.. DULU KITA SEMUA TIDAK MENYAKSIKAN, BAGAIMANA BELIAU DI HINA, DICAMPAKKAN, DIDUSTAKAN, LAHIR DARI RAHIM WANITA PEZINA (BUNDA PERAWAN SUCI MARIA) DITUDUH SEBAGAI PEMBOHONG, PEMBUAL ; OLEH RAJA DAN SELURUH MASYARAKAT PADA WAKTU ITU..
    SEKARANG DIZAMAN MODEREN INI BELIAU TERLAHIR KEMBALI. DAN KITA SEMUA MENYAKSIKAN SECARA LANGSUNG MELALUI DUNIA INTERNET MELALUI SITUS DAN BLOG YANG SUNGGUH SANGAT TERHORMAT DAN MULIA INI, BAGAIMANA BELIAU DIHINA, DICAMPAKKAN, DITUDUH SEBAGAI PEMBUAL, PENDUSTA DLL YANG SUNGGUH SANGAT DAN TERLALU MENYAKITKAN.
    KITA JUGA MENYAKSIKAN, BAGAIMANA BELIAU TIDAK DIBERI KESEMPATAN UNTUK MEMBELA DIRI KARENA SEMUA HERAN BAGAIMANA MUNGKIN BELIAU BISA TERLAHIR KEMBALI DARI RAHIM PERUT IBU PERTIWI, INDONESIA.
    KITA JUGA MENYAKSIKAN BAGAIMANA PEMBELAAN YANG DIBERIKAN OLEH YANG MULIA BPK YAMAN DAN PENCERAHAN OLEH MAS CAHYO YANG LANGSUNG MEYAKINI KEBENARAN BAHWA BELIAU BENAR-BENAR TELAH TERLAHIR KEMBALI UNTUK MENGUMPULKAN GEMBALA2NYA YANG SELAMA INI TERTINDAS DAN TIDAK DIBERI MAKAN YANG LAYAK OLEH PENGUASA YANG ZALIM, ANGKUH DAN SOMBONG.
    SEJARAH BERULANG KEMBALI UNTUK DIGENAPKAN SEBAGAIMANA PETUNJUK YANG SELALU DIUTARAKAN OLEH YANG MULIA BPK YAMAN. SEMUA HAMBA TUHAN HARUS DIGENAPKAN. YANG TUNGGAL HANYA SATU, TUHAN BAPAK KITA ABRAHAM.
    SUDAH TIBA MASA YANG DIPERJANJIKAN, SUDAH TIBA WAKTU YANG DIPERJANJIKAN OLEH TUHAN KITA..
    HALELUYAH, HALELUYAH, HALELUYAH. PUJI TUHAN. BERGEMBIRALAH WAHAI SAUDARA2KU SEMUA. SAMBUTLAH BELIAU DENGAN LANTUNAN KIDUNG2 KITA YANG INDAH DIHARI KELAHIRANNYA. HANYA AIR MATA YANG MENGALIR TERUS, YANG BISA SY PERSEMBAHKAN SEBAGAI WUJUD KEGEMBIRAAN DAN KEBAHAGIAAN MENYAMBUT KELAHIRAN BELIAU. SEKALIPUN SY TDK BISA BERTEMU MUKA DENGAN BELIAU TETAPI SUNGGUH SANGAT TERASA BELIAU BERADA DISISIKU DAN MENGELUS-NGELUS KEPALAKU UNTUK BERSABAR MENANTIKAN KEDATANGANNYA? TRIMAKASIH YANG MAHA MULIA TUHANKU

  11. Jayabaya ini hidup ditahun brp ya? Setahu saya sekitar abad ke-8 M (setelah masehi) kan? Artinya apa? Yg dijelaskan beliau itu (Jayabaya) bukan ramalan tetapi kejadian yg sudah ada sebelumnya..dia hanya menceritakan sejarah aja dengan sastra jawa..

    • Buat Mas Bahtra yg berkomen di Blog yg Terhormat ini. Menurut kami ! Yg bisa Menjwb Riil adanya JB adlh ahli sejarah jawa.kami disini hanya Mengkaji HIKMAH dibalik Ramalan Jongko JB. Mudah2 an ! Nanti ada sdr2 kita yg bisa lebih detail memberikan Pemahaman buat Bahtra. Diskusi Kami disini sdg menunggu Progress Kemajuan para Pengunjung dari kontekstual Materi diskusi yg sdh Baku dlm Blog yang Terhormat ini, semoga berkenan dan selamat bergabung. Wass. (Si Pasut)

    • kami sangat berterimakasih bila sdr Bahtra mau membagi pengetahuan dgn kami warga blog “satriopiningitmuncul.wp.com” yang punya pengetahuan tentang Sejarah Jayabaya pada Abad ke-8 masehi.
      sy coba mencari artikel ttg ‘Jayabaya’ (JB), Mayoritas Artikel di internet menuliskan bahwa JB adalah seorang Raja di Kerajaan Kediri Jawa Timur, artikel2 yg sempat sy baca ada yg menuliskan JB menjadi raja pada abad XI, ada juga yg menuliskan antara Tahun 1130M – 1157M, ada juga yg mengatakan 1181 M, Bahtra sendiri mengatakan dgn pengetahuannya Abad Ke 8M, berbagai macam tafsiran / pendapat tentang JB ini.
      baru – baru ini sy buka blog “elangnusantara.wp.com” disana tertulis pula “bahwa eksistensi Jayabaya adalah diabad ke IV di Kediri , Jawa Timur. Menurut sumber ini, Kediri adalah kerajaan pertama di Jawa. Dari sini berpindah ke Jawa Tengah di Mataram Kuno disekitar Borobudur, Prambanan, lalu pindah lagi ke Jawa Timur di Jenggala, Kediri dan sekitarnya selanjutnya ke Sigaluh , Jawa Barat, lalu pindah lagi ke Jawa Timur yaitu Majapahit. Lalu pindah ke Jawa Tengah , yaitu Demak, Pajang, Mataram, diikuti jaman penjajahan Belanda, Jepang dan Nusantara merdeka”.

      Nama Jayabaya mencuat ketika apa yg pernah dituliskan / dikatakannya terjadi atau terbukti di era “Indonesia” (setelah lepas dari penjajahan). Hampir semua literature tentang ‘jayabaya’ mengatakan “RAMALAN”. mudah2an sdr Bahtra ingin barbagi pengetahuan ttg JB yang dengan tegas mengatakan bahwa “Yg dijelaskan beliau itu (Jayabaya) bukan ramalan tetapi kejadian yg sudah ada sebelumnya..dia hanya menceritakan sejarah aja dengan sastra jawa”.
      Terimakasih dan wassalam.

  12. Dari manapun asal Negara, Bangsa, Agama, dan Keyakinan anda semua menyepakati bahwa hari ini adalah tanggal 1 – 1 – 2013 sebagai TAHUN BARU.

    Kemanapun anda pergi apakah ke Utara, Selatan, Timur dan Barat maka ditempat itu anda akan ketemu dengan orang-orang yang telah bersepakat bahwa hari ini Tanggal 1 – 1 – 2013 adalah TAHUN BARU.

    Hadapkanlah wajahmu, kemanapun anda hadapkan wajah itu apakah ke Muka, ke Belakang, ke Kiri atau ke Kanan maka anda akan melihat orang – orang bersatu bersepakat bahwa hari ini Tanggal 1 – 1 – 2013 adalah TAHUN BARU.

    Langit bisu seakan Pecah oleh letusan Petasan yang meledak, menggelegar di udara.
    Langit biru seakan berubah beraneka warnah kembang – kembang api untuk menyambut detik – detik Pergantian Tahun ke TAHUN BARU.

    Tentu kita semua akan bilang bahwa ini adalah hal biasa yang selalu terulang setiap tahun. Dan memang seperti itu. Tapi bagi saya PRIBADI saya melihat Pergantian Tahun kali ini ada sesuatu yang Tidak Biasa. Logika saya mengatakan kalau Manusia bisa sepakat soal TAHUN BARU maka satu waktu Manusia akan bisa sepakat dalam SATU TUHAN .

    Mungkin dari sinilah AL BUGHURI sangat meyakini dan bisa memastikan bahwa manusia kelak pasti bisa tunduk kepada SATU TUHAN mengingat semua Manusia telah tunduk pada hitungan SATU TAHUN . Bukankah TAHUN, HUTAN, dan HANTU, bagaimanapun dibolak-balik huruf-hurufnya pada kata-kata itu tetap saja sama, semuanya adalah HAMBA TUHAN???.

    Guru Agung Al Bughuri telah pergi jauh dan terus akan semakin jauh setelah meletakkan dasar – dasar ilmu untuk kita pelajari lalu belajar sendiri guna menemukan jawabannya. Marilah kita renungkan dan pelajari bersama semua ini!, mudah-mudahan kita mau belajar terus, belajar pada fenomena alam dan pada tanda-tanda kecenderungan masyarakat kita/ummat kemudian kita mengambilnya sebagai sebuah Hikmah untuk menjadi Pelajaran yang berguna.

    Wassalam dan Terimakasih.

  13. Kalau mengamati isi komentar M. Nachli baru-baru ini ? Sudah tidak sepantasnya ! kami harus terus menerus mengingatkan admin Blog ini, untuk tetap menyimpan komen yang sangat mengganggu Pikiran serta Perasaan para pengunjung Blog TERHORMAT ini. Bagi yang telah dan sudah memahami artikel serta penjelasan dari hasil kesepakatan kita BERSAMA ! Dan telah menjadikan YANG MULIA AL BUGHURY begitupun SINUHUN MAS CAHYO sebagai Orangtua kita bersama ! kita jadikan BELIAU Nara sumber serta sebagai sumber inspirasi bagi kita bersama untuk menuju pemahaman KEBENARAN JALAN YANG LURUS/HANIF. Sungguh ! KAMI telah merasakan sedih dan kecewa ! kenapa begitu cepat ! beliau berdua pergi ? serta AKAN menunggu kita bersama di penghujung Jalan ! Sungguh kamipun tidak TAHU penghujung jalan yang MANA ? ………… Sampai-sampai TRIPLE THREE pun ? kecewa ditinggalkan oleh SINUHUN CAHYO NAYASWARA ! Sekali lagi saya sudah berkali-kali tuliskan PERMOHONAN kpd admin Blog terhormat ini ! segera kiranya dapat mensortir Tulisan komentator yang SOMBONG, ANGKUH…. SOK TAHU………… Bahkan sanggup Pula mentertawakan para pengunjung BLOG pencari KEBENARAN ini. Akhirnya sekali lagi sepenuhnya harapan kami ini ? KAMI serahkan kepada Admin Blog TERHORMAT ini. Terima Kasih dan Wassalam. ( SI PASUT)

  14. Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,,,,
    Saya dengan perasaan yg sangat bahagia, dengan kehendak Allah swt, bisa bergabung di Blog terhormat ini dan menyimak dari semua Tulisan, subhanalloh, Alangkah beruntungnya yg sempat membacanya, Terima kasih banyak untuk semua, namun saya merasa sedih juga belum sempat saling menyapa dengan YANG MULIA AL BUGHURY begitupun SINUHUN MAS CAHYO ,,,,,semoga Allah Ta’la berkehendak mempertemukan kita semua, dalam suasana persaudaraan yg tak terpisahkan,,,,,,,,,,,,,,,Salamu Hormatku buat Admin dan semua saudaraku,,,,,
    Salam Hormatku buat YANG MULIA AL BUGHURY begitupun SINUHUN MAS CAHYO ,,,

    Salam dari makassar, dari hamba Allah Ta’ala yang Hina,,,,,,,

  15. Tulisan yang sangat Luar Biasa. salam kenal untuk sahabat-sahabatku semua penghuni setia Blog terhormat ini. Setelah sekian lama mencari dan terus mencari kebenaran yang hakiki, Akhirnya engkau kutemukan juga. TIADA KEBENARAN SELAIN KEBENARAN ITU SENDIRI.
    Terima kasih.

  16. trmakasih atas artikelnya. maaf sebelumnya jika saya salah. dalam artikel ini anda begitu banyak menulis tentang dewa2. yg saya ketahui misalnya “DEWA INDRA”, DEWA KRESNA, itu semua adalah dewa2 menurut keyakinan HINDU. Trisula adalah senjata dari DEWA SIWA yg manifestasinya sebagai pelebur. WEDHA adalah Kitab suci agama Hindu yg seluruh jagat raya sudah mengetahui bahwa Hindu adalah agama tertua di dunia. mohon penjelasannya dari admin biar tidsk salah mengerti. trimakasih.

  17. Kepada Yth. Bung Putra dan seluruh warga setia blog SPTM.
    Assalamu Alaikum Wr. Wb.
    Salam sejahtera untuk kita semua.

    Pertama-tama, perkenankanlah kami selaku Admin yang mewakili seluruh warga setia blog yang sangat terhormat ini menyampaikan ucapan SELAMAT DATANG dan SELAMAT BERGABUNG kepada Bung Putra, sahabat kami yang baik hati. Tim Admin mengucapkan SELAMAT TAHUN BARU 2014 kepada seluruh warga setia blog SPTM. Damai dan sejahtera dalam Kebersamaan dan Kasih Tuhan. Amin.

    Kedua; secara jujur dari hati yang tulus Admin memohon maaf kepada Bung Putra dan seluruh warga setia blog SPTM ini oleh karena Admin tidak memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan Bung Putra.

    Artikel TRISULA WEDHA ditulis oleh Yaman Al Bughury. Diposting di blog ini pada tanggal 12-12-2012. Kita tidak tahu apa alasan dan tujuan sehingga penulis mencantumkan angka-angka tersebut. Yaman Al Bughury pernah exist di blog ini selama beberapa minggu terhitung mulai awal Nopember 2012 sampai minggu keempat Desember 2012 atau setelah menulis artikel Trisula Wedha. Selama masa pengabdiannya di blog ini Yaman Al Bughury banyak memberi bimbingan, mengarahkan dan mencerahkan warga bahkan dari dokumen yang Admin miliki beberapa diantara warga telah diangkat sebagai anak oleh Yaman Al Bughury dan warga mengakui Yaman Al Bughury sebagai orang tuanya sendiri.

    Ihwal penulisan artikel TRISULA WEDHA bermula dari adanya perlakuan atau penghinaan yang dilakukan oleh Moch. Nachli, seorang spiritualis hitam terhadap Yaman Al Bughury. Moch Nachly mengatakan di blog ini “Saudara Yaman, tidak tahu apa-apa tentang TRISULA WEDHA karena saudara Yaman orang Arab.” Dengan santun Yaman Al Bughury menjawab “ Janganlah saudara Nachly merendahkan saya karena saya sudah berada di tempat yang paling rendah. Jika saudara Nachly menganggap saya tidak tahu apa-apa tentang TRISULA WEDHA maka biarkanlah saya menuliskan husus artikel TRISULA WEDHA untuk membuktikan bahwa saya sangat memahami senjata sakti TRISULA WEDHA.”

    Setelah artikel TRISULA WEDHA dipajang di blog ini dan saudara Moch. Nachly (spiritualis hitam dan kotor) membacanya, barulah Moch. Nachly menyampaikan pujian dan kekagumannya dengan mengatakan “artikel TRISULA WEDHA yang ditulis oleh saudara Yaman sangatlah jelas dan terang benderang. Berulang-ulang saya membacanya tetapi saya tidak menemukan sedikitpun celah atau kesalahan yang perlu saya koreksi.”

    Beberapa hari setelah menuliskan artikel TRISULA WEDHA, Yaman Al Bughury mohon pamit di blog ini meninggalkan kita semua dan tidak akan pernah lagi kembali. Admin bersama seluruh warga setia blog ini menyebut beliau sebagai GURU AGUNG. Kita tidak tahu siapa beliau yang sesungguhnya, tapi dari cara beliau memberi nasihat dan bimbingan kita sepakat mengatakan beliau bukan manusia biasa. Mungkin saja beliau adalah seorang dewa yang turun ke bumi menyampaikan pesan-pesan atau ajaran-ajaran tentang kebenaran universal setelah itu beliau menghilang (pergi) entah kemana. Ajaran yang disampaikan oleh dewa-dewa sebagaimana yang diimani oleh saudara kita yang beragama Hindu adalah ajaran tentang kebenaran yang tak akan punah ditelan waktu.

    Untuk menjawab pertanyaan Bung Putra, satu-satunya harapan kita hanya kepada Yang Mulia Bapa Cakra Ningrat. Dalam kesibukan beliau mempersiapkan tulisan LEGAL OPINION, kita semua berharap semoga Bapa Cakra Ningrat dapat meluangkan sedikit waktu untuk menjawab pertanyaan Bung Putra.

    Atas perkenaan Bapa Cakra Ningrat, atas nama Bung Putra dan seluruh warga setia blog yth ini Admin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapa.

    Salam hormat kami
    Tim Admin.

  18. Yth. Admin dan seluruh warga setia blog SPTM.

    Assalamu Alaikum
    Salam sejahtera untuk kita sekalian

    Jawaban atas pertanyaan Saudara Putra sebagaimana yang admin inginkan sudah selesai kami tulis. Jawaban itu tidak bisa ditampilkan di kolom komentar karena ditulis dalam bentuk artikel. Kami minta kepada Tim Admin agar memajangnya di tempat artikel agar mudah dibaca atau ditemukan oleh warga setia dan pengunjung lainnya. Artikel tersebut berjudul “SATRIO PININGIT DALAM FILOSOFI HINDU”.

    Tim admin dan seluruh warga setia tentu sangat mengetahui sejarah awal masuknya Cakra Ningrat di blog yth ini selama kurang lebih satu tahun. Selama kami mengabdikan diri kami benar-benar membatasi diri hanya memberi pendapat hukum (legal opinion) terhadap perjanjian-perjanjian Tuhan berdasarkan alkitab dan alquran. Kami tidak tertarik sama sekali untuk bersentuhan apalagi mau membicarakan dan membahas sebuah ramalan bila belum ditemukan ramalan pembanding yang sudah diakui kebenarannya oleh dunia internasional.

    Kepakaran dan gengsi intelektual Cakra Ningrat jadi taruhan jika menulis artikel tanpa didukung oleh dua alat bukti dengan disertai fakta-fakta hukum. Apapun yang disampaikan atau ditulis oleh Cakra Ningrat harus dimaknai sebagai sebuah bentuk Legal Opinion yang tetap berada pada koridor hukum . Artikel yang kami tulis didasari oleh dua ramalan yang dianggap sebagai ramalan suci bagi kebanyakan orang. Kedua ramalan tersebut adalah ramalan Jayabaya dan ramalan Michael Nostrodamus. Kebenaran ramalan Nostrodamus sudah mendapat pengakuan dunia internasional dan tidak pernah meleset.

    Nostrodamus, warga Perancis keturunan Yahudi (1503-1556) meramalkan akan muncul seorang pemimpin yang memakai Julukan The Man from The East (laki-laki dari Timur). Jayabaya mengatakan selambat-lambatnya menjelang tutup tahun akan ada Dewa tampil berbadan manusia . berparas seperti Batara Kresna. Berwatak seperti Baladewa. Bersenjata Trisula Wedha. Nostrodamus mengatakan: Ketika dia muncul, dia memakai sorban biru (The Blue Turban). Kemunculannya menggemparkan Timur dan Barat. Jayabaya mengatakan: dia dia tidak mau dihormati orang setanah Jawa (Indonesia) tetapi hanya memilih beberapa saja. Nostrodamus mengatakan: dia muncul dari negeri yang terletak dipertemuan tiga buah laut.

    Saya teringat akan kisah nabi Musa yang berjalan bersama Yoshua (muridnya) ketika hendak bertemu dengan MAHA GURU nabi Hidir alahissalam. Tuhan memerintahkan Musa untuk mencari pertemuan dua buah laut. Di pertemuan dua buah laut itu nabi Musa bertemu dengan nabi Hidir kemudian nabi Hidir mengajari Musa dengan ilmu-ilmu hikmah.

    Nostrodamus mengatakan pemimpin New World Religion ada di sebuah negeri yang terletak dipertemuan tiga buah laut. Awalnya saya ragu dengan apa yang dikatakan Nostrodamus, akan tetapi setelah saya mencarinya, Masya Allah…. Saya sungguh menemukannya. Negeri itu benar-benar ada di dalam peta Indonesia. Negeri (wilayah) itu bernama SULAWESI. Benar, Negeri itu berada di Indonesia bagian Timur. Di sebelah utaranya adalah Laut Sulawesi, di sebelah timurnya adalah Laut Maluku dan di selatannya adalah Laut Flores. Di negeri itulah The Man from The East berada saat ini. Di negeri itulah Satrio Piningit menyembunyikan dirinya. Kelak dia akan muncul. Kemunculannya akan menggemparkan Timur dan Barat. Dia adalah Dewa Kalki (sang penghancur). Inkarnasi kesepuluh Dewa Wisnu. Titisan Dewa Brahma. Pemegang senjata Dewa Siwa yaitu TRISULA WEDA. Dengan senjata itu dia akan melebur apa saja yang dianggap usang. Nostrodamus mengatakan dia pemimpin A New World Religion.

    Setelah menemukan negeri yang terletak dipertemuan tiga buah laut barulah dapat dikatakan artikel “SATRIO PININGIT DALAM FILSAFAT HINDU” memenuhi unsur untuk disebut sebagai sebuah karya tulis ilmiah oleh karena didasari dua alat bukti yang cukup obyektif. Semoga artikel tersebut membawa manfaat terutama kepada warga setia blog Yth ini, sahabatku yang sejati. Terima kasih.

    Wassalam

    Cakra Ningrat

  19. Salam mualaikum salam, assalamualaikum wr.wb. nyuwun sewu ….benar yang anda ucapkan …. pak,cakra…..
    memang bersenjatakan trisula dan itu adalah tombak kekuasaan…. sedangkan tongkat kepemimpinan yg memegang adalah ratu adil…. mengenai satrio piningit (kejawen/hindu ),imam mahdi (islam),juru penyelamat(kristen),avatar (budha) yang sebenarnya ialah satu orang saja ….. itu penyebutan versi melalui kitab mereka .. dan satrio piningit jg menguasai 4 agama 4 kitab….. .

  20. “Trisula Weda”
    Bukan berarti benar, lurus dan jujur tapi bisa juga berarti meliputi semua itu.
    weda dalam bahasa sangsekerta artinya “ilmu pengetahuan”
    pada agama hindu, weda adalah kumpulan firman Tuhan atau berarti “KITAB” Suci.
    Trisula bukanlah senjata yang sebenarnya, trisula hanyalah perlambang. Trisula, jika dilihat dari bentuk lambangnya sama seperti bentukan huruf W. Sama seperti lafadz ALLAH dalam Bahasa Arab namun tanpa huruf Alif.
    ALLAH adalah gabungan dari kata Al (sang) dan Ilah (Tuhan)
    Jadi jelas bahwa “TRISULA WEDA” yang dimaksud dalam kitab musarar yg dibuat oleh prabu jayabaya adalah “KITABULLAH” yaitu Al-Qur’an, Injil dan Taurat.
    Ini sesuai dengan maksud bahwa satria piningit adalah sosok dewa berbadan manusia. Maksudnya, ia paham betul dengan Ilmu Tauhid berdasarkan wahyu yang sudah dirurunkan oleh Allah kepada para Rasul-Nya; Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam, Nabi Isa Alaihi Salam, dan Nabi Musa Alaihi Salam.
    Satria Piningit adalah seorang Waliyullah dengan senjatanya adalah KITABULLAH yaitu sebagai pedoman baginya untuk membimbing manusia kembali kejalan yang lurus, sehingga menjadi benar dan jujur. Untuk membantu manusia kembali kepada fitrahnya.

Tinggalkan komentar