PENGANTAR ADMIN

Istimewa

Yth. Warga setia blog SPTM

Assalamu Alaikum wr. Wb.

Salam sejahtera buat kita semua

Sungguh; lama nian kita tak bersua di blog ini. Kita benar-benar telah disibukkan untuk berlindung dan melakukan berbagai upaya perlindungan diri guna menghadapi serangan teror Covid-19 yang bisa menyerang kita sewaktu-waktu tanpa kita sadari menjangkiti kita. Kita tdk bisa lengah dari serangan virus yang mematikan ini!. Seluruh dunia dibuat bingung dan tak berdaya.

DR. Pandu, seorang ahli epidemiologi Universitas Indonesia mengatakan;

Ada benarnya jika pemerintah  mengatakan Covid-19 sudah terkendali. Tetapi sebagai seorang ahli saya berpendapat; memang betul Covid-19 sudah terkendali dan yang pegang kendali adalah Covid bukan kita. Kitalah semua ini yang justru dikendalikan. 

Target pemerintah kita sekarang berupaya untuk mencapai herd imunity, melalui vaksinasi. Meskipun kita ragu untuk mengikuti vaksinasi dengan alasan klasik “ belum teruji secara klinis “, tapi kita terpaksa harus ikut karena sertifikat vaksin dijadikan syarat oleh pemerintah utk mengurus berbagai keperluan administrasi surat-surat, juga sebagai syarat untuk melakukan perjalanan.

Walaupun tidak memiliki keterkaitan langsung, tetapi admin mengakui bahwa Covid-19 ini membuat blog SPTM yang kita cintai ikut stagnan dan terkesan sudah tidak terurus lagi. Kita semua harus mengakui bahwa psikologis kita ikut dimainkan oleh virus syaitan ini!.

Manusia diperhadapkan pada pilihan; siapakah yang engkau takuti. Virus kah? Atau Tuhanmu ?…

Kadang Admin berfikir dan berandai- andai. Sekiranya yang kita muliakan Guru kita Cakra Ningrat masih ada di blog ini dan masih memiliki waktu untuk mengarahkan dan membimbing kita tentu kita semua bisa bertanya dan memohon petunjuk kepada beliau. Tapi apa hendak dikata, kita tidak tahu apa mau beliau dan kita juga tidak tahu apa maksud semua ini.

Warga setia blog SPTM yang kami hormati.

Baru-baru ini Admin menerima beberapa tulisan secara beruntun. Admin menilai penulis artikel memiliki tingkat kecerdasan diatas rata-rata yang dapat kita sejajarkan dengan Guru kita Cakra Ningrat. Sayangnya; Beliau hanya mencantumkan inisial namanya saja yaitu AH-B diahir tulisan.

Admin mengambil inisiatif untuk menempatkan artikel AH-B di Blog Genta Kebenaran, yang awalnya blog ini rencananya akan  didedikasikan utk Guru kita Cakra Ningrat.

Admin berharap agar semua warga setia blog SPTM dapat membuka blog Genta Kebenaran untuk membaca artikel-artikel yang ditulis oleh AH-B.

Sekian pemberitahuan Admin dan atas perhatiannya Admin ucapkan terimakasih.

Wassalam:

Muslimin (Admin)

PENCIPTAAN AWAL DAN RELEVANSINYA DENGAN SHALAT

Istimewa

Pada awal mulanya yang pertama-tama Ada adalah Tuhan. Dialah Allah. Dan Dia Sendiri.

Tidak dapat diketahui bagaimana Dia ada-Nya. Juga tidak dapat diketahui kenapa dan bagaimana, dimana dan dari mana Dia pada mula-Nya.

Dia adalah “awal” dr segala sesuatu. Dan Dia-lah Yang berkehendak untuk Menciptakan segala sesuatu!.

Setelah Dia Ada maka Dia memanifestasikan Diri-Nya dalam tiga unsur yaitu Air, Ilmu dan Gelap.

Air-Nya hijau melambangkan ketenangan dan kedamaian.

Ilmu Penciptaan-Nya berbentuk Heksagram dan Dia menempatkan ilmu-Nya itu di atas Air-Nya. Lalu Ilmu-Nya yang Dia namakan: KUN FA YA KUN Dia letakkan di atas Heksagram. KUN FA YA KUN artinya jadilah “maka” jadila ia ( sesuatu yang hendak IA Ciptakan).

Gelap-Nya itu adalah rahasia-Nya dan Gelap inilah yang menandakan waktu malam. Ini disebut Gelap Malam.

Keadaan pada penciptaan awal ini termaktub dalam surah Hud:7 sbb :

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah Arasy-Nya (singgasana-Nya) di atas air.

Arasy (singgasana-Nya) di atas air yang dimaksud pada ayat diatas adalah heksagram-Nya yaitu sebagai tempat Ia meletakkan ilmu-Nya. Heksagram ini adalah manifestasi diri-Nya. Dan Air yang dimaksud pada ayat di atas  adalah Air yang juga merupakan  manifestasi diri-Nya.

Maka Dia pun berkehendak untuk menciptakan terang.

Untuk merealisasikan kehendak-Nya maka seketika itu juga Heksagram-Nya yang berada di atas Air-Nya berputar ke kiri. Putarannya Maha Kuat dan menimbulkan deru suara Pertama yang bunyi- Nya OHM…

Putaran Heksagram-Nya menyebab- kan timbulnya percikan Api. Api ini membesar dan terus membesar dan sangat besar, sangat panas namun menerangi. Dari Api ini terciptalah matahari, bulan dan bintang-bintang.

Maka terciptalah terang. Terang ini dinamakan siang.

Alquran memberi petunjuk pada kita sebagaimana termaktub dalam surah Al Araf ayat 54 sbb:

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

Ayat di atas memberi informasi kpada kita tentang penciptaan selama enam masa. Enam masa bukanlah bilangan hari atau bilangan waktu. Yang dimaksud enam masa adalah Heksagram-Nya yaitu dua segi tiga bersudut enam atau lazimnya disebut SEGI ENAM.

Ayat di atas juga memberi informasi pada kita kalau malam lebih dulu adanya dari siang sebab malam adalah manifestasi-Nya. “Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat”. Artinya malam diikuti siang lalu malam menutupi siang yang mengikutinya dengan cepat.

Matahari, bulan dan bintang-bintang diciptakan Tuhan melalui Api.

Ayat di atas juga mengingatkan kita; “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

Selanjutnya ketika Dia berkehendak menciptakan tanah:

Maka seketika itu juga Api-Nya yang sangat besar dan sangat panas itu, yang tingginya setinggi matahari tiba- tiba menunduk dan bersujud pada Air-Nya lalu  membakar habis Air-Nya. Air-Nya itu dibakar habis oleh Api-Nya. Dengan terbakar habisnya air oleh api maka terciptalah tanah.

Dan dari tanah inilah Dia menciptakan Adam sebagai manusia pertama.

Dalam Alquran surah Ar-Ruum ayat 20 Allah berfirman:

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan- Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.

Dalam surah Fatir:12 firman-Nya sbb:

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang pun perempuan mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.

Berdasar uraian di atas dapatlah kita simpulkan :

1. Air, Heksagram (Ilmu Allah yang berbentuk segi enam atau segi tiga bersudut enam) dan Gelap malam adalah “manisfestasi Allah” sebagai SEBAB Penciptaan.

2. Api, matahari, bulan dan bintang- bintang adalah AKIBAT Penciptaan.

3. Api membakar Air sebagai SEBAB Penciptaan maka AKIBAT Penciptaan adalah tercipta tanah.

4. Tanah menjadi SEBAB Penciptaan maka AKIBAT Penciptaan adalah tercipta manusia.

Ayat-ayat alquran yang menceritakan tentang pergantian malam dan siang selalu mendahulukan penyebutan “malam” lebih dulu kemudian “siang”.

Kenapa?. Karena malam memang lebih dulu adanya dari siang. Malam adalah salah satu dr 3 manisfestasi Allah yang menjadi “sebab” penciptaan.

Allah berfirman dalam surah Yunus ayat 67 sbb :

Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang-benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.

Ayat di atas memberi informasi pada kita bahwa malam diciptakan agar manusia beristirahat (tidur).

Dalam surah An Naba ayat 9-11 juga difirmankan:

dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.

dan Kami jadikan malam sebagai pakaian

dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.

Ayat di atas memberi informasi pada kita bahwa “Kami jadikan malam sebagai pakaian”. Yang dimaksud “pakaian” adalah “kesehatan”.

Jika orang tidak tidur pada malam hari tentunya akan sakit. Orang yang sakit dianggap tidak berpakaian. Karena tdk berpakaian, orang itu tentu tidak dapat mencari penghidupan di siang harinya.

Krn disiang hari manusia diharuskan mencari penghidupan atau mencari karunia Allah, maka Allah menghendaki manusia selalu ingat kepada-Nya sebagai Sang Pencipta, Yang Menciptakan alam semesta dan manusia.

Untuk mengingat Allah dapat kita laksanakan melalui ibadah yaitu dengan mendirikan shalat.

Allah menetapkan ibadah wajib ini waktunya hanya siang hari saat dimana manusia sudah bangun dari tidurnya atau istirahatnya untuk selanjutnya mereka akan mencari penghidupan.

Yang dimaksud “siang” hari menurut alquran adalah wkt yang berhubungan dengan seluruh perjalanan matahari dalam sehari terhitung dimulai dengan waktu terbitnya fajar shadiq sampai dengan waktu tenggelamnya matahari.

Dalam surah An Nisaa ayat 103 Allah berfirman :

……..Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Waktu-waktu shalat menurut firman Allah dalam Alquran adalah :

1. Dalam Alquran surah 17:78 sbb :

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”.

Matahari tergelincir waktunya pada jam 12 siang lewat, berarti shalat yang di- maksud adalah shalat zuhur.

Gelap malam terjadi apabila matahari telah tenggelam. Shalat yang dimaksud oleh ayat ini adalah shalat isha.

Sebagaimana telah kami uraikan di atas bahwa Gelap Malam merupakan  manifestasi Allah, maka hitungan waktu Galap Malam yang dimaksud adalah dimulai waktu shalat isha sampai sebelum terbitnya fajar shadiq.

Shalat isha memiliki wkt yang panjang dibanding shalat-shalat lainnya.

Fajar shadiq adalah sebuah cahaya yang terlihat pada waktu subuh sebagai batas antara ahir malam dan permulaan pagi.

“dan (dirikan pula shalat) subuh. sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

Kesaksian malaikat di saat shalat subuh mengandung pengertian bhw malaikat bertugas menjaga Gelap Malam sebagai manifestasi Allah dimulai dari masuknya Gelap malam hingga batas waktu munculnya fajar shadiq di waktu subuh.

2. Dalam surah Ar Rum 17-18 sbb :

Maka bertasbilah kepada Allah di waktu kamu berada dipetang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh.

dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu zuhur.

Ayat di atas tidak menyebut kata “shalat” tetapi kata “tasbih”. Kenapa?.

Ayat di atas juga menyebut waktu subuh dan waktu zuhur. Kenapa tidak disebut shalat subuh dan shalat zuhur?”. Tentunya ini satu pertanyaan menarik untuk kita kritisi!.

Bertasbih dalam pengertian bahasa adalah membaca “subhanallah”.

Sesungguhnya ucapan yang paling disukai adalah: “subhanallah wabihamdihi” (Maha Suci Allah dengan segala pujian pada diri-Nya ( Hadits Riwayat Muslim).

Rasulullah SAW juga pernah ditanya:

“perkataan apa yang paling utama?”.

Rasulullah SAW menjawab; ” Yang paling dipilih Allah untuk bagi para malaikat atau hamba-hambaNya yaitu: “subhanallah wabihamdihi      (Maha Suci Allah dengan segala puji pada diri-Nya). (HR. Muslim).

Ayat diatas tdk menggunakan kata shalat tetapi “bertasabih” diwaktu petang hari (ashar) dan di wkt zuhur:

ini disebabkan karena pada “siang hari” adalah waktu bagi manusia untuk mencari penghidupan.

Untuk mencari penghidupannya tentu manusia berjalan tidak sendiri tetapi ia berjalan bersama NAFSUnya. Nafsu manusia; bila tdk dikendalikan dan tdk disadari akan ditunggangi oleh syaitan dan syaitan bisa saja akan menjerumuskannya.

Sifat nafsu adalah selalu ingin dipuji. Disaat berada dalam suasana psikologis seperti ini yang kadang tidak kita sadari,  manusia diminta untuk BERTASBIH dengan harapan semoga saja dirinya bisa tersadarkan.

Hanya Allah yang berhak dipuji. Kita diminta bertasbih dengan membaca

“subhanallah wabihamdihii” (Maha Suci Allah dengan segala pujian pada diri-Nya).

3. Dalam surah Hud ayat 114, sbb :

Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.

Ayat di atas tidak menggunakan kata shalat dan tidak juga dengan kata bertasbih. Kata yang digunakan ialah “dirikanlah sembahyang”. Kenapa?.

Sembahyang pada kedua tepi siang (pagi dan petang) adalah waktu zuhur dan ashar. Dan sembahyang pada bagian permulaan malam adalah maghrib.

Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa  shalat bertujuan untuk “mengingat” Allah. Ingatan terhadap Allah sangat kondisional waktunya.

Ingatan terhadap Allah,  tercemari di waktu zuhur, ashar dan magrib sebab  pada waktu-waktu tsb  adalah waktu yang kekuasaannya ada pada matahari.

Matahari adalah Api. Dan Api adalah manifestasi dari NAFSU yang ada di dalam diri manusia.

Karena itu ayat di atas menggunakan kata “sembahyang” untuk waktu zuhur, ashar dan maghrib. Sembah hyang artinya sembah kepada hyang yakin arwah leluhur manusia atau bisa juga sembah ke hyang (roh-roh) yang ada di alam semesta ini.

Di waktu zuhur, ashar dan maghrib adalah waktu-waktu dimana manusia sedang dikuasai oleh nafsu duniawinya.

Tidak mungkin manusia dapat “ingat” kepada Allah tanpa dicemari oleh nafsunya. Dan juga tidak mungkin manusia dapat “bertasbih” dengan baik dan sempurnah.

Sebagaimana telah kami tuliskan di atas bahwasanya Allah bermanifestasi pada penciptaan awal dalam 3 unsur yaitu Air, Ilmu Allah atau Heksagram- Nya yaitu dua segitiga bersudut enam atau segi enam, dan Gelap malam.

Air, Heksagram (segi enam) dan Gelap malam adalah “Sebab Utama” Penciptaan awal.

Shalat bertujuan untuk “mengingat” Allah bahwa Dia-lah Tuhan Yang Menciptakan alam semesta dan manusia melalui tiga manisfestasi diri-Nya yaitu :

1. AIR.

Sebelum mengerjakan shalat kita diwajibkan untuk berwudhu. Allah berfirman dlm surah Almaidah:6 sbb:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapuhlah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat- Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Ayat diatas memberi informasi pada kita bahwa Berwudhu menggunakan Air, agar kita selalu “mengingat” bhw Air adalah Sebab Utama Penciptaan.

Jika tidak ada Air bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih).

Bertayammum dengan tanah yang baik (bersih) bertujuan untuk “mengingatkan” bahwa Sebab Utama Penciptaan manusia yaitu Adam adalah dari tanah.

Wudhu dianggap batal apabila kita bersentuhan dengan perempuan. Hal ini tdk dimaksudkan sebagai anggapan kalau perempuan itu nafsu atau najiz.

Batalnya wudhu bila bersentuhan dengan perempuan untuk “mengingatkan” bhw perempuan tidak termasuk Sebab Utama Penciptaan. 

Tanah adalah Sebab Utama penciptaan Adam. Adam adalah Sebab Utama Penciptaan Hawa atau perempuan. Dalam hukum causal, laki-laki sebagai “sebab” dan perempuan merupakan “akibat”.

Karena didasari oleh hukum sebab- akibat pada Penciptaan Pertama itulah sehingga Allah melebihkan laki-laki dari wanita. Sebagaimana termaktub dalam firman-Nya dalam surah An- Nisa:34 sebagai berikut:

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.

2. Ilmu Penciptaan Allah (Kun Fa Ya Kun). Ilmu ini diletakkan di atas Heksagram. Heksagram adalah dua segitiga bersudut enam atau yang lazim disebut dengan SEGI ENAM.

Tujuan mendirikan shalat adalah untuk “mengingat” Allah bahwa Allah menciptakan alam semesta dan manusia dengan perantaraan ilmu-Nya.

Bahwa ilmu Allah KUN FA YA KUN yang artinya “jadilah maka jadilah”. Ilmu Allah ini diletakkan di atas Heksagram yaitu dua segitiga bersudut enam atau lazim disebut segi enam.

SEGI ENAM berkaitan erat dengan Penciptaan langit dan bumi dan seluruh isinya selama ENAM masa.

Untuk “mengingatnya” maka umat islam diwajibkan melaksanakan shalat lima waktu yaitu subuh, zuhur, ashar, maghrib dan isha selama ENAM hari yang hitungannya dimulai hari sabtu, minggu, senin, selasa, rabu dan kamis. Dan pada hari ketujuh yaitu jum’at ummat islam diwajibkan meninggalkan jual-beli atau urusan yang bersifat duniawi guna melaksanakan shalat jumat sebagai pengganti shalat zuhur.

Allah berfirman dlm surah Al Jumu’ah ayat 9-10 sbb :

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Hari jumat adalah hari raya kecil ummat islam. Diharamkan ummat islam berpuasa kecuali telah berpuasa pada hari sebelumnya atau akan berpuasa pada hari setelahnya.

Nabi SAW bersabda; Hari Jumat adalah hari raya, maka janganlah kalian jadikan hari raya itu sebagai hari berpuasa kalian, kecuali jika kalian sudah berpuasa pada sebelumnya atau akan berpuasa lagi pada hari setelahnya. (HR. Hakim).

Sebagai hari raya kecil ummat islam, hari jumat merupakan hari ketujùh berdasarkan perhitungan enam masa. Hari ketujuh dianggap juga sebagai hari penghentian untuk kita mulai lagi menghitung enam hari berikutnya yaitu sabtu, minggu, senin, selasa, rabu dan kamis.

3. Gelap Malam

Gelap malam adalah salah satu dari tiga manifestasi Allah pada Penciptaan awal yang menjadi Sebab Utama Penciptaan.

Dirikanlah shalat untuk “mengingat” Allah pada waktu Gelap malam.

Terdapat dua shalat yang dilaksanakan

saat gelap malam yaitu shalat isha dan shalat tahajjud.

Shalat isha dilaksanakan setelah waktu telah memasuki gelap malam.

Shalat isha bisa dilaksanakan sampai batas waktu tengah malam

Shalat tahajjud dilaksanakan setelah memasuki waktu dua pertiga gelap malam.

Rasulullah bersabda: Waktu paling dekat antara Rabb dengan hamba-Nya adalah pada separuh malam terahir. Karenanya jika kamu dapat menjadi salah satu orang yang mengingat Allah, maka lakukanlah. (HR. Tharmizi dan Nasa’i).

Pada dua pertiga malam memang adalah waktu yang paling dekat antara Rabb dengan hamba-Nya sebab Gelap Malam adalah manifestasi Allah.

Allah berfirman dlm surah Al Isra ayat 79-81 sbb :

Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ketempat yang terpuji.

Dan katakalah: ” Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.

Shalat tahajjud dipandang hanya sebagai ibadah tambahan saja dan hukumnya adalah sunnat meski memberi manfaat yang sangat baik bagi yang mengerjakannya dalam hal “mengingat” Allah.

Allah berfirman dalam Alquran surah Al-Insan:26 sebagai berikut:

Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbilah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.

Shalat tahajjud dibolehkan bagi yang ingin mendirikannya bahkan sangat dianjurkan.

Ciri-ciri org yang sering shalat tahajjud termaktub dalam surah Al-Furqan ayat 63-64 sebagai berikut :

Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.

Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.

Bagi orang-orang yang tidak terbiasa atau membiasakan diri mendirikan shalat tahajjud, tentu tidak menjadi masalah dan tidak membawa suatu akibat kegundahan sebab disaat yang bersamaan sesungguhnya kita juga sedang melaksanakan perintah Allah lainnya yaitu tidur dan beristirahat.

Dan kepada orang-orang yang terbiasa melakukan shalat tahajjud tidak boleh berbuat riya’ sebab orang yang tdk melaksanakan qiyamul lail juga sedang melaksanakan perintah Allah yaitu tidur dan beristirahat.

Gelap malam, sering juga dijadikan sebagai waktu yang tepat oleh orang-orang musyrik dalam menjalankan ibadah mereka atau berbagai macam ritual kemusyrikannya.

Terhadap mereka Allah berfirman dalam surah Az-Zumar ayat 9 sbb :

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) ahirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?. Katakanlah: “Adakah sama orang- orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?. “Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.

Gelap malam adalah manifestasi Allah. Gelap hitamnya kiswah ka’bah adalah simbol untuk menggambarkan kebenaran manisfestasi-Nya ini.

Walaupun Gelap malam dijadikan suasana yang tepat bagi orang musyrik

dalam melaksanakan ritual atau ibadahnya dan juga mereka membacakan jampi-jampi sihirnya, Allah meminta kepada kita supaya bersabar, sebagaimana Allah berfirman dalam surah At Tur ayat 48 dan 49 sbb :

Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami dan bertasbilah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri, dan bertasbilah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (diwaktu fajar).

Gerakan Shalat

Allah berfirman dalam surah An Nisa ayat 103 sebagai berikut:

Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Shalat wajib, rakaat dan waktunya :

Subuh 2 rakaat waktunya saat terbit fajar shadiq.

Zuhur 4 rakaat, saat matahari telah tergelincir ke arah barat.

Ashar 4 rakaat, saat panjang bayang- bayang lebih panjang dari benda yang dibayanginya.

Magrib 3 rakaat, saat matahari terbenam di ufuk barat.

Isha 4 rakaat, saat matahari telah tenggelam.

Dengan tenggelamnya matahari maka kita telah memasuki pergantian waktu pada Gelap Malam.

Rakaat adalah jumlah satuan didalam

shalat yang terdiri dari takbir, berdiri, rukuk, i’tidal, sujud, duduk, dan bangkit dan ditambah salam di ahir shalat.

Shalat secara istilah artinya doa.

Shalat secara ritual ibadah adalah gerakan yang diawali takbiratulihram dan diahiri salam.

Tujuan shalat adalah untuk “mengingat” Allah bahwasanya Dialah Yang Menciptakan alam semesta dan semua isinya termasuk manusia.

Dia memanifestasikan Diri-Nya pada Air, Ilmu-Nya (Heksagram) dan Gelap malam. Ketiga manifestasi-Nya inilah yang menjadi Sebab Utama dalam Penciptaan.

Heksagram berbentuk dua segitiga yang bersudut enam (segi enam). Heksagram ini Dia letakkan di atas Air-Nya. Ketika Dia berkehendak menciptakan terang, mk Heksagram

itu berputar ke kiri. Putarannya berputar melingkar. Ini dinamakan Cakram.

Untuk “mengingat” putaran cakram-Nya yang berputar ke kiri itu maka ummat islam diwajibkan tawaf di Ka’bah. Mereka berputar ke kiri sebanyak 7 putaran.

Putaran cakram di atas air menimbulkan percikan Api. Cakram terus memutar Api ini hingga tegak  meninggi. Lalu Dia berkehendak menciptakan tanah, maka Cakram merendahkan Api ini dan selanjutnya Cakram menyatukan Api dengan Air. Cakram terus memutar Api untuk membakar Air hingga Air pun habis tak bersisa. Dengan terbakar habisnya Air oleh Api maka terciptalah Tanah. Dari tanah inilah Tuhan menciptakan manusia pertama dan diberi nama Adam.

Untuk “mengingat” bagaimana Allah melakukan penciptaan-Nya, kita diwajibkan shalat lima waktu. Semua waktu shalat berhubungan dengan lintas perjalanan “matahari” dalam sehari. Mulai dari terbitnya fajar shadiq, tergelincirnya matahari condong ke barat, panjang bayang-bayang sudah melebih panjang benda yang dibayangi, terbenamnya matahari dan tenggelamnya matahari kedasar samudera.

Apakah ummat islam menyembah atau menghambakan diri pada matahari?. Tidak!.

Matahari adalah ciptaan. Matahari adalah Api. Api membakar Air. Maka terciptalah Tanah. Dan dari Tanah manusia diciptakan pertama kalinya.

Untuk “mengingat” Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta maka kita diwajibkan melaksanakan shalat dengan ketentuan-ketentuan sbb :

1. Sebelum shalat kita diwajibkan berwudhu dengan air. Tujuan wudhu untuk “mengingatkan” kita bahwa pada mulanya adalah Air.

2. Setelah berwudhu kita berdiri dan memulai shalat. Allah berfirman dlm surah An Nisa ayat 238

Peliharalah segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.

Bisakah manusia khusyu’ dalam shalatnya. Tidak bisa!. Mustahil mereka bisa khusyu’ sebab mereka tidak tahu kenapa mereka harus berdiri!.

Berdiri dalam shalat untuk “mengingat” bagaimana awalnya ketika Allah menciptakan matahari. Api itu berdiri tegak meninggi ke atas. Matahari itu diputar oleh Cakram sejak penciptaan awal hingga saat ini dan nanti.

Apakah manusia juga termasuk Api?. Iya, sebab tidak ada manusia yang tidak memiliki nafsu. Nafsu itu adalah Api.

3. Setelah berdiri kita melakukan gerakan rukuk. Allah berfirman dalam Alquran surah Al Baqarah ayat 43 sebagai berikut:

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang- orang yang rukuk.

Tujuan rukuk di dalam shalat adalah untuk “mengingat” Allah bahwasanya

Dia dulunya menundukkan Api yang berdiri dan meninggi (matahari) ketika Dia berkehendak menyatukan

Api dengan Air maka menunduklah Api (rukuk) sebagai tanda patuhnya kpada Allah.

4. Setelah rukuk kita melakukan gerakan sujud. Allah berfirman dalam surah Al Hajj ayat 26 sebagi berikut:

Dan (ingatlah), ketika kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan) : ” Janganlah kamu memperserikatkan sesuatun pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang rukuk dan sujud.

Gerakan sujud di dalam shalat adalah untuk “mengingat” Allah bahwasanya Dia dulunya memerintahkan Api untuk menyatu (sujud) pada Air. Dia berkehendak menciptakan tanah maka Api pun membakar Air hingga  Air itu habis tak bersisa.

5. Duduk diantara dua sujud adalah gerakan shalat untuk “mengingat” Allah bahwasanya setelah Api telah membakar Air hingga tak bersisa maka tanah pun telah tercipta.

6. Duduk pada tahiyat ahir dan salam.

Ini adalah gerakan shalat untuk “mengingat” Allah Yang Maha Pencipta bahwasanya setelah tanah tercipta (duduk diantara dua sujud) maka Dia pun menciptakan manusia pertama yaitu Adam.

Allah selalu ingin kt “mengingat-Nya” bahwa Dialah Sang Pencipta.

Duduk adalah sikap seorang hamba yang senantiasa merendahkan dirinya dihadapan Tuhannya. Sikap berendah diri dihadapan Tuhan dapat dilihat bagaimana sikap kita dalam belajar memahami ayat-ayat yang ada didlm kitab suci-Nya, dengan menggunakan akal fikiran kita sendiri.

Allah berfirman dlm surah Sad ayat 204 sebagai berikut:

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang- orang yang mempunyai pikiran.

Duduk dapat juga dimaknai sebagai pesan Tuhan agar kita selalu bersikap rendah hati, tidak sombong dan tidak takabbur dlm  berinteraksi terhadap sesama manusia.

Setiap shalat kita selalu memohon kepada Allah supaya diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Dimanakah jalan yang lurus itu ?

Allah berfirman dalam surah Ar Rum ayat 30 sebagai berikut :

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah): (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Fithrah berasal dari akar kata f-t-r (bhs. Arab) yang berarti membuka atau menguak.

Fitrah sendiri mempunyai makna: asal kejadian, keadaan yang suci, dan kembali ke asal.

Dari segi bahasa, kata Fitrah terambil dari akar kata al-fathr yang berarti belahan dan dari makna ini lahir makna-makna lain seperti “penciptaan” dan “kejadian”.

Dirikanlah shalat untuk “mengingat” Allah. Mengingat Allah bukan berarti kita “menyembah” Allah, tetapi kita mengingat fitrah Allah dengan segala penciptaan-Nya. Dia yang “menjadikan” alam semesta dan manusia menurut ftrah-Nya itu. Tidak ada perubahan pada Fitrah Allah.

“……….. 2.Ingatlah, menciptakan dan memerintah, hanya hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam” (Q.S. 7:54)

“Mencipta dan Memerintah” hanya  Allah saja yang memiliki hak itu!. Ingatlah.

Dan hak-Nya itulah yang disebut sebagai fitrah Allah.

Dengan mengetahui Fitrah Allah dlm penciptaan awal-Nya dan memahami bahwa gerakan shalat termasuk waktu- waktu shalat baik shalat wajib, maupun shalat tahajjud tentunya kita sudah dapat meyakini bahwa kita sudah berada dijalan yang lurus.

Tetaplah pada fitrah Allah… jangan lagi mau diperdaya oleh siapapun dan dengan latar belakang apapun mereka. Cukuplah Alquran ini sebagai pedoman kita.

Allah berfirman dalam surah Al-Isra ayat 9 sebagai berikut:

Sesungguhnya Al quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.

Jangan latah, jangan ikut-ikutan dan jangan menuruti pendapat, anggapan atau pandangan kebanyak orang. Allah mengingatkan kt sebagaimana

firman-Nya dalam surah Al An’am ayat 116 sebagai berikut :

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).

Demikianlah, semoga apa yang kami sampaikan dpt membawa manfaat dan mencerahkan bagi siapapun yang membaca tulisan ini.

Ma’assalamah, AH-B